REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia mulai di uji coba publik sejak Senin (12/3). PT MRT Jakarta akan melaksanakan uji coba untuk masyarakat ini hingga 24 Maret 2019 mendatang menuju beroperasi secara resmi.
Berdasarkan uji coba publik pada hari pertama, PT MRT Jakarta akan mengevaluasi sejumlah hal dari masukkan warga yang menjajal MRT. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, pihaknya kebanyakan menerima keluhan sinyal telepon seluler pada saat ratangga melintas di rel bawah tanah.
"Jadi untuk evaluasi kami kebanyakan mengenai sinyal handphone di bawah masih belum stabil," ujar Kamaluddin saat dihubungi Republika, Rabu (13/3) sore.
Ia mengaku, PT MRT Jakarta telah menyediakan perangkat keras untuk menunjang sinyal telekomunikasi di seluruh area. Akan tetapi, kata Kamaluddin, pihaknya akan meneruskannya dengan bekerja sama dengan operator telekomunikasi.
Selain itu, ia menyebut, masyarakat mengeluhkan terkait kurangnya petunjuk atau marka di area stasiun MRT dan di dalam ratangga. Diantaranya petunjuk ke arah lift, eskalator, maupun tangga manual keluar atau masuk.
Kemudian marka agar para penumpang disiplin dan taat aturan ketika mengakses fasilitas yang ada di MRT. Kamaluddin menuturkan, pihaknya akan menambah petunjuk dan hal-hal apa saja yang dirasa kurang.
Menurut dia, itu lah alasan uji coba publik itu diselenggarakan. Sehingga sebelum beroperasinya MRT Jakarta secara resmi, semua prasarana dan sarana sudah siap seluruhnya.
"Kami sedang persiapkan untuk menambah marka-marka petunjuk. Untuk sinyal juga memang sebetulnya secara hardware sudah siap tingga kerja sama dengan operator teleponnya saja, komunikasinya," kata Kamaluddin.