Ahad 17 Mar 2019 10:02 WIB

Smelter Antam Diharapkan Perluas Lapangan Kerja Maluku Utara

Pembangunan smelter akan diikuti dengan perkembangan industri hilir.

Anggota Komisi VII DPR Tjatur Sapto Edy saat mengunjungi PT Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Foto: istimewa/doc pribadi
Anggota Komisi VII DPR Tjatur Sapto Edy saat mengunjungi PT Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — JAKARTA — Anggota Komisi VII DPR, Tjatur Sapto Edy berharap pembangunan smelter PT Antam di Halmahera Timur makin memperluas lapangan kerja, khususnya untuk masyarakat Halmahera Timur dan Maluku Utara. Pembangunan smelter sudah sampai 89 persen penyelesaiannya.

Tjatur mengatakan, jika pembangunan smelter selesai maka akan memperluas lapangan kerja. Terlebih bila dilanjutkan dengan industri hilir. Hal ini merupakan amanat UU 4/2009 yang merupakan inisiatifnya. “Ini merupakan implementasi dari kebijakan hilirisasi pertambangan sesuai UU 4/2009, terlebih lagi dilanjutkan dengan industri hilir seperti stainless steel, baja karbon, bahkan nanti untuk bahan-bahan mobil listrik, motor listrik Yang sebentar lagi akan booming,” kata Tjatur, Sabtu (16/3).

Calon anggota DPD dari dapil Maluku Utara ini mengatakan, ke depan Maluku Utara akan menjadi pintu gerbang ekonomi Indonesia. Menurutnya, dengan potensi yang dimiliki Maluku Utara maka akan masuk arus modal, barang dan jasa, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. “Maka rakyat Maluku Utara harus mempersiapkan diri,” ungkapnya.

Tjatur mengatakan telah mengunjungi dua perusahaan yang beroperasi di sana  yaitu PT Antam dan PT Megah Surya Pertiwi. Dari kunjungan di dua tempat ini, Tjatur melihat potensi Maluku Utara. "PT Antam akan memiliki Smelter terbesarnya di Halmahera Timur, berikutnya juga akan ada perusahaan yang membangun smelter di Weda, Halmahera Tengah,” kata Tjatur.

 
Terkait dengan kunjungannya ke PT Antam, Tjatur mengatakan sebagai anggota DPR yang menyetujui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Antam sebesar Rp.3 triliun untuk pembangunan smelter maka Tjatur bersama dengan Dirjen Mineral dan Batubara Bambang Gatot melakukan kunjungan ke PT Antam di Halmahera Timur dan langsung disambut Dirutnya, Arie Prabowo Ariotejo.

Setelah setahun dikerjakan, kata Tjatur, proyek itu pada Maret 2019 sudah terlihat kemajuan 89 persen. “Bulan Mei akan komisioning dan Juli insya Allah akan diserahkan untuk beroperasi,” kata Tjatur

Pembangunan smelter ini, menurut Tjatur merupakan proyek feronikel Antam yang terbesar. Dengan akan selesainya pembangunan smelter ini, menurut Tjatur membuktikan bahwa BUMN kita mampu membangun smelter yang besar. Semua dikerjakan oleh anak bangsa sendiri, walaupun ada konsultan dari Jepang.

"Dengan skill anak bangsa sendiri kita mampu membangun smelter feronikel 60 megawatt  dalam waktu satu tahun, ini merupakan prestasi besar,” kata Tjatur.

Di tengah kesibukan menunaikan tugas di DPR RI dan persiapan Pileg sebagai Calon Anggota DPD RI dapil Maluku Utara, Tjatur juga sedang menyusun desertasi S3 tentang ‘Kebijakan Energi dengan Sistem Dinamik’. Ia  masih menjalani bimbingan akademik dengan pembimbing studinya. “Iya, ini akan bertemu Dr. Teten Avianto utk bimbingan Sistem Dinamik” ungkap Tjatur.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement