Selasa 19 Mar 2019 22:15 WIB

Inggris Berencana Tambah Anggaran Keamanan Masjid

Rasa takut muncul pascaserangan teroris di masjid Selandia Baru.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Desain masjid baru yang akan dibangun di Jalan Blackburn, Bolton, Inggris
Foto: theboltonnews
Desain masjid baru yang akan dibangun di Jalan Blackburn, Bolton, Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris berencana menambah anggaran keamanan masjid. Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace menyatakan pemerintah sedang mencari cara untuk menambah anggaran keamanan bagi masjid-masjid dan komunitas Muslim. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya serangan terhadap Muslim sebagaimana di Selandia Baru.

"Menanggapi meningkatnya ancaman, kami akan meningkatkan dan berusaha untuk mengubah pendanaan di sekitar (masjid) dan itulah mengapa kami memiliki Skema Tempat Ibadah," kata Wallace seperti dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (19/3).

Baca Juga

Wallace mengatakan, ia akan betul-betul melihat apakah penambahan dana tersebut perlu dilakukan dalam jangka panjang atau pendek. Dia melanjutkan, pemerintah semakin prihatin dengan pertumbuhan ekstremisme kanan di AS dan meningkatnya jumlah orang yang mengidentifikasi ideologi dan pola pikir ekstrem seperti itu.

Kepala Dewan Muslim Inggris, Harun Khan, menuturkan, rasa takut telah muncul di kalangan Muslim Inggris setelah serangan teror Selandia Baru dalam sebuah surat yang dikirim ke Perdana Menteri Theresa May.

"Ini membuat risiko serangan copy-cat di sini, di Inggris, menjadi kemungkinan nyata, terutama dalam iklim di mana kita sekarang sepenuhnya melihat pertumbuhan sayap kanan. Pada 2017, kami melihat serangan teroris terhadap jamaah Muslim selama bulan suci Ramadhan di Finsbury Park," kata dia.

Jumat (15/3), terjadi peristiwa penyerangan terhadap Muslim di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Juru bicara Australian Federal Police (AFP) mengonfirmasi Brenton Tarrant yang membunuh 50 jamaah itu belum pernah terdeteksi sebagai ekstremis sayap kanan.

Tarrant merupakan warga negara Australia yang besar di Grafton, sebuah kota kecil yang terletak 500 kilometer sebelah utara Sydney. "Polisi di Australia tidak tahu perilaku ekstremis dan kejahatan serius laki-laki ini," kata juru bicara AFP tersebut kepada Aljazirah, Senin (18/3).

Ada tiga orang yang ditangkap atas penembakan yang juga melukai puluhan orang tersebut. Tapi kini polisi mengatakan Tarrant melakukan kejahatan yang disiarkan secara langsung di Facebook itu seorang diri. Tarrant sudah didakwa satu pembunuhan tapi kepolisian Selandia Baru yakin dakwaan lain akan menyusul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement