REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Papua memberikan layanan secara keliling bagi para korban banjir bandang di kabupaten Jayapura yang masih berada di tempat tinggalnya masing-masing atau tidak mengungsi di posko-posko.
Gubernur Papua Lukas Enembe, Kamis (21/3), mengatakan obat obatan sudah cukup tersedia, di mana dinas kesehatan dari awal sudah turun pascabencana banjir bandang. Kepala Dinas Kesehatan provinsi Papua Aloysius Giyai mengatakan timnya membuat beberapa klaster, agar penanganan korban banjir bandang ini bisa dilakukan secara cepat dan tepat sasaran di antaranya, penyediaan farmasi dan logistik tangkap darurat, sehingga ketersediaan obat-obatan aman.
"Hingga kini korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura rata-rata terkena ISPA, diare dan beberapa penyakit lainnya, sedangkan untuk penyakit parah kami belum mendapatkan laporan," katanya.
Aloysius mengatakan akan melakukan evaluasi dengan instansinya baik di provinsi maupun kabupaten, Kesdam, dan juga pemangku kepentingan lainnya yang bergerak di bidang kesehatan. Langkah ini untuk mengetahui jika ada hal-hal yang terjadi di luar posko-posko utama ini sehingga jangan sampai ada keluhan-keluhan lain.
"Tim medis juga tetap melakukan pemeriksaan rutin kepada para korban banjir bandang ini, dan kami mengerahkan seluruh tenaga medis serta bersama beberapa rumah sakit untuk siaga," ujarnya.
Dia mengemukakan, terkait adanya laporan masyarakat salah satu posko tidak mendapatkan perawatan medis atau obat-obatan, ia meluruskan posko tersebut di luar dari yang ditetapkan. Namun, meskipun tidak termasuk, aia akan terus mengerahkan tim kesehatan untuk menjangkau posko-posko di luar enam posko utama.
Data terkini dari BPBD Provinsi Papua, korban banjir bandang di kabupaten Jayapura yang meninggal dunia sebanyak 101 jiwa, dilaporkan hilang 93 jiwa, luka-luka ringan 808 orang, luka berat 107 orang dengan korban terdampak di tiga distrik yakni Sentani, Waibu, dan Sentani Barat sebanyak 11.725 KK.