Ahad 24 Mar 2019 15:32 WIB

1.051 Warga Balingga Pulang, Kapolda Papua: Terganggu KKB

Warga mengungsi menyusul penembakan tukang ojek oleh KKB tahun lalu.

Pasukan TNI di Papua, ilustrasi
Pasukan TNI di Papua, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Kepala kepolisian daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol Martuani Sormin menegaskan bahwa seribuan lebih warga Balingga yang mengungsi takut dilukai kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Porum Okiman Wenda.

"Iya, mereka semua terganggu dengan KKB," katanya di Kota Jayapura, Ahad (24/3) menjawab pesan singkat Antara terkait kembalinya 1.051 warga Balingga dari pengungsiannya. 

Baca Juga

Menurut dia, aksi dari KKB pimpinan Porum Okiman Wenda sudah sangat meresahkan masyarakat dan menghambat kemajuan pembangunan di Balingga yang sedang digalakkan pemerintah kabupaten(pemkab) Lannya Jaya. Akibatnya warga dari sejumlah kampung dari distrik Balingga memilih mengungsi.

"Warga ini terganggu akibat kontak tembak kelompok KKB pimpinan Porum Okiman Wenda dengan aparat keamanan," katanya.

Pada awal November 2018, KKB pimpinan Porum Okiman Wenda menembak mati seorang tukang ojek di Balingga.

Sehari kemudian, aparat keamanan (TNI dan Polri) yang hendak mengevakuasi jenazah tukang ojek ditembak KKB tersebut.

Dampak dari ini, ribuan warga dikabarkan mengungsi ke sejumlah kampung dan distrik tedekat dari Balingga.

Hingga pada Kamis(21/3), sebanyak 1.051 warga Balingga yang mengungsi, kembali ke rumah mereka masing-masing setelah Pemkab Lannya Jaya dibantu aparat Polri dan TNI lewat satuan tugasnya mengajak mereka.

Apalagi dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan pesta demokrasi pemilihan presiden dan legislatif pada 17 April 2019.

"Yang jelas pengungsi kembali pada Kamis (21/3) itu warga Balingga, kabupaten Lanny Jaya yang mengungsi saat ada pembunuhan tukang ojek pada November 2018," kata Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait lewat telepo seluler.   

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement