Senin 25 Mar 2019 18:51 WIB

Operasional LRT Tunggu Integrasi Antarmoda

LRT Jakarta terintegrasi dengan sistem transportasi di DKI.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Nur Aini
Pembangunan LRT: Sejumlah kendaraan melintas di bawah konstruksi jalur LRT Jabodebek rute Cawang-Cibubur di Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pembangunan LRT: Sejumlah kendaraan melintas di bawah konstruksi jalur LRT Jabodebek rute Cawang-Cibubur di Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih mempunyai transportasi umum berbasis rel yang belum diresmikan, yakni lintas rel terpadu (LRT) Jakarta. Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan, pemprov ingin agar LRT terintegrasi dengan Transjakarta.

"Tanggal peresmian tentunya pemprov yang akan menentukan, tetapi yang diminta itu bahwa stasiun LRT sudah terintegrasi dengan Transjakarta," ujar Allan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (25/3).

Sebab, kata Allan, yang akan menjadi keunggulan LRT Jakarta fase I rute Kelapa Gading-Velodrome yaitu terintegrasi dengan Transjakarta. Penumpang LRT yang mengakhiri perjalanan di Stasiun Velodrome dapat melanjutkan perjalanan dari halte Pemuda di Rawamangun hingga halte Dukuh Atas.

Ia menjelaskan, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sedang membangun jembatan layang penghubung antara Stasiun LRT Velodrome dengan halte Transjakarta Pemuda Rawamangun. Dengan begitu, penumpang dapat dengan mudah melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum lainnya.

Allan memaparkan, LRT Jakarta terintegrasi dengan sistem transportasi di DKI, yakni Jak Lingko, sebab telah ada angkutan bus kecil bertuliskan Jak Lingko bernomor JAK 24 rute Pulogadung-Senen.

Ia mengatakan, pada awal Maret 2019, PT LRT sudah melakukan program uji coba masyarakat. Warga bisa merasakan naik LRT gratis dengan menaiki JAK 24 terlebih dahulu yang kemudian melanjutkan dengan naik LRT di Stasiun Kelapa Gading.

Allan menuturkan, masyarakat harus memiliki kartu Jak Lingko untuk membayar JAK 24. Nantinya, calon penumpang LRT bisa menggunakan JAK 24 dan bus Transjakarta hanya dengan Rp 5.000 untuk tiga jam.

Sementara, direncanakan penumpang masih membayar secara terpisah jika ingin melanjutkan dengan LRT Jakarta. "Itu jualannya rute Kelapa Gading ke Dukuh Atas, penumpang itu bisa ke Sudirman, Thamrin, Kuningan, Setiabudi, dan juga bisa melanjutkan ke Tanah Abang," kata Allan.

Namun, Allan belum mengetahui rencana waktu peresmian LRT Jakarta fase I ini. Selain integrasi, LRT Jakarta juga masih menunggu sertifikasi rekomendasi teknis dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurut dia, rekomendasi teknis ini ditargetkan selesai Maret 2019.

"Yang kita kejar apa? Rekomendasi teknis prasarananya oleh Kemenhub, targetnya di minggu ini sudah dapat," kata dia.

Allan menambahkan, kini LRT Jakarta sudah mengantongi sertifikasi terhadap 16 kereta LRT serta dokumen standard operating procedure (SOP). Selain itu, sertifikasi atas lebih dari 120 karyawan LRT Jakarta termasuk masinis.

"Masinis, pemeriksa sarana maupun prasarana, terus perawat sarana maupun prasarana itu sudah lebih dari 120 karyawan tersertifikasi," tutur Allan.

Direktur Proyek PT Jakpro Iwan Takwin mengatakan, jembatan layang saat ini masih dalam tahap pengerjaan proses konstruksi. Menurut dia, pembangunan jembatan yang mengintegrasikan dua moda kendaraan umum akan rampung pada akhir April 2019.

"Saat ini proses konstruksi, rencana selesai akhir April," kata Iwan.

Ia menjelaskan, jembatan tersebut akan menghubungkan Stasiun LRT Velodrome dengan halte Transjakarta Pemuda, Rawamangun. Penumpang tidak perlu keluar dari stasiun maupun halte untuk melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi umum yang berbeda.

"Penumpang nantinya tidak perlu keluar stasiun dan halte. Langsung pindah," tutur Iwan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement