REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Aceh menyatakan tingkat hunian hotel dan penginapan lainnya di provinsi ujung barat Indonesia tersebut meningkat sepanjang Maret 2019. Peningkatan hunian hotel terpantau cukup signifikan dibandingkan bulan lalu.
"Peningkatannya rata-rata 70 persen," kata Kepala Bidang Humas PHRI Provinsi Aceh Nurhadi di Banda Aceh, Selasa.
Namun, menurut Nurhadi, peningkatan hunian hotel tersebut bukan karena adanya kunjungan wisatawan. Akan tetapi, peningkatan ini dipengaruhi kegiatan-kegiatan menjelang Pemilu, terutama di Kota Banda Aceh. Selain itu, kegiatan pemerintahan, seperti rapat koordinasi, juga mendongkrak okupansi hotel.
"PHRI berharap peningkatan ini terus bertahan sehingga iklim usaha perhotelan di Aceh bisa berkembang. Setidaknya mampu menutupi biaya operasional," kata Nurhadi.
Dua bulan sebelumnya, tingkat hunian hotel dan penginapan lainnya di Aceh sempat turun hingga rata-rata 35 persen. Penurunan tingkat hunian tersebut dibandingkan periode yang sama Januari dan Februari 2018.
"Turunnya tingkat hunian merupakan dampak berkurangnya kunjungan wisatawan yang terjadi sejak Januari lalu. Selain itu juga belum banyaknya kegiatan pemerintahan," kata Nurhadi.
Jumlah hunian hotel dan penginapan lainnya di Aceh mencapai 7.000-an kamar yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh. Terbanyak berada di Banda Aceh sebagai Ibu Kota provinsi serta daerah yang menjadi destinasi pariwisata.