Sabtu 30 Mar 2019 16:12 WIB

BPN: Prabowo tak Khawatir akan Didebat Isu Khilafah

Debat antarcapres digelar malam ini di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Para pendukung mengikuti kampanye terbuka Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di kawasan Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Para pendukung mengikuti kampanye terbuka Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di kawasan Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dianggap tidak gentar bakal diserang isu khilafah pada debat ke-empat pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Sebab selain khilafah adalah isu usang, Prabowo juga sangat menguasai tema debat yaitu terkait pertahanan dan keamanan, ideologi, pemerintahan, dan hubungan politik luar negeri. Debat diselenggarakan di Hotel Sangrila, Jakarta, Sabtu (30/3).

“Tema debat nanti sangat dikuasai oleh Pak Prabowo. Isu khilafah sebenaranya isu usang yang sudah tidak relevan saat ini. Pancasila adalah ideologi tunggal yang sudah disepakati, diterima, dan menjadi pedoman bagi seluruh bangsa Indonesia," tegas juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Suhendra Ratu Prawiranegara, Sabtu (30/3).

Suhendra juga mengingatkan kepada kubu lawan, bahwa Pancasila adalah hadiah terbesar Umat Islam Indonesia untuk bangsa ini. Toleransi terbaik umat Islam dalam bernegara, adalah diterimanya Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup bangsa. Maka, kata Suhendra, sangat keliru jika ada pendapat mengatakan bahwa akan mengganti Pancasila dengan sistem khilafah.

"Pak Prabowo sudah berkomitmen akan menjaga Pancasila. Karena Pak Prabowo seorang Patriot dan Pancasilais. Jika disebut juga oleh pihak tertentu bahwa ada kelompok radikal dikubu kami, pendapat ini pun tidak berdasar," Suhendra menambahkan.

Selain itu, juga sangat tidak mungkin dan tidak masuk akal jika sosok Prabowo berkompromi dengan kelompok radikal dari paham manapun. Apalagi Prabowo merupakan seorang prajurit yang telah mempertaruhkan nyawanya demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan juga Undang-undang Dasar 1945. "Kami bantah (isu khilafah) ini 1.000 persen," tegad politikus Partai Gerindra.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement