Ahad 31 Mar 2019 00:49 WIB

Theresa May Hadapi Tekanan Baru

Mereka ingin May untuk membawa Britania keluar dari Uni Eropa beberap bulan ke depan.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ratna Puspita
Perdana Menteri Inggris Theresa May saat akan menyampaikan pernyataan Inggris masih buntu terkait Brexit di 10 Downing Street, London, Rabu (20/3).
Foto: Jonathan Brady/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Inggris Theresa May saat akan menyampaikan pernyataan Inggris masih buntu terkait Brexit di 10 Downing Street, London, Rabu (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi tekanan baru dari anggota Partai Konservatif yang mengusungnya. Mereka ingin May untuk membawa Britania keluar dari Uni Eropa dalam beberapa bulan ke depan, walaupun artinya Brexit akan berlangsung tanpa kesepakatan atau no-deal

Dalam sebuah surat, para anggota Parlemen meminta May untuk menentang perpanjangan waktu proses Brexit. Surat ini dikirimkan setelah kesepakatan Brexit May ditolak untuk ketiga kalinya oleh House of Commons. 

Baca Juga

Surat kabar the Sun, Sabtu (30/3) melaporkan surat tersebut ditanda tangani 170  dari 314 anggota konservatif di parlemen. Termasuk, 10 orang anggota yang menjabat di kabinet May. Hal ini membuat tekanan kepada May semakin menguat. 

Pada Rabu (27/3) lalu, May memberi tawaran akan mengundurkan diri jika parlemen mendukung kesepakatannya. Pada pemungutan suara Jumat (29/3) lalu, Parlemen Inggris  tetap menolak kesepakatan yang diajukan oleh May. 

May tinggal memiliki dua pekan lagi untuk menyakinkan 27 negara Uni Eropa ia bisa mengatasi persoalan Brexit ini. Kalau tidak dia harus meminta Uni Eropa untuk memperpanjang lagi proses Brexit atau membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada tanggal 12 April dengan tanpa kesepakatan. 

"Kami ingin meninggalkan Uni Eropa pada 12 April atau setelah itu secepatnya," kata menteri yang mendukung Brexit seperti dikutip the Sun

Juru bicara May menolak berkomentar tentang surat tersebut. Ketua Partai Konservatif Brandon Lewis mengatakan ia sudah mengetahui surat tersebut tapi belum melihatnya.  

Banyak anggota Konservatif yang mendukung Uni Eropa meminta proses Brexit berjalan dengan mulus. Sebaliknya, sebanyak 650 anggota Parlemen Inggris menentang keluarnya Britania dari Uni Eropa harus dengan kesepakatan. 

Pada Senin (1/4), anggota Parlemen Inggris mencoba untuk menyepakati rencana alternatif kesepakatan yang diajukan May.  Sejauh ini, pilihan-pilihan yang telah dikumpulkan mendukung hubungan yang lebih dekat dengan Uni Eropa dan menggelar referendum kedua. 

BBC melaporkan pejabat pemerintah tidak mengesampingkan kemungkinan pemungutan suara kedua pada pekan depan. Antara pilihan yang paling banyak dipilih anggota parlemen dengan kesepakatan May. 

Ketua Partai Konservatif Lewis mengatakan semua pilihan tersedia. Kecuali tentang bea cukai dengan Uni Eropa, ide yang didukung partai oposisi Partai Buruh dan beberapa konservatif dapat membuat persoalan tersebut sulit diselesaikan. 

"Kami harus mencari apa yang dapat kami lakukan selanjutnya dan kami harus melakukannya dengan berbeda," kata Lewis di stasiun radio BBC ketika ditanya apakah May mungkin akan menarik kesepakatnya dari parlemen. 

"Parlemen akan melanjutkan proses ini pada hari Senin (1/4) dan kami harus mencari semua opsi," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement