Kamis 04 Apr 2019 10:42 WIB

Sumbangsih Turki pada Geografi Islam

Peta karya ilmuwan Turki menjadi acuan para penjelajah dunia.

Era Dinasti Ottoman.
Foto: Aksitarih.com
Era Dinasti Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa-bangsa penakluk benua ataupun para petualang dunia selalu menggambarkan tempat-tempat yang disinggahinya dalam bentuk peta. Keahlian menggambarkan sebentuk bagian bumi ini pun dimiliki para ilmuwan Muslim hampir 10 abad yang lalu.

Adalah Turki, salah satu kawasan di dunia Islam yang banyak melahirkan ilmuwan andal di bidang ilmu bumi. Kecintaan bangsa Turki pada ilmu pengetahuan tergambar dari kata-kata terakhir pemimpinnya, Osman Bey (1299-1326), untuk sang anak, Orhan (1326-1359). “Jadilah pendukung iman dan pelindung ilmu pengetahuan yang religius,” ujarnya.

Baca Juga

Secara spesifik, Turki menorehkan sejarah dalam perkembangan ilmu bumi atau geografi.  Pengaruhnya dalam ilmu bumi pun tersebar ke seluruh dunia meski hanya segelintir ahli ilmu bumi Turki, yang namanya populer di kalangan akademisi masa kini.

Dalam membuat peta, mereka menggambarkan karakter dan saling keterkaitan seluruh elemen dunia, seperti iklim, elevasi, vegetasi tanah, penduduk, ataupun penggunaan lahan. Ketertarikan mereka untuk menggambarkan dataran bumi dipengaruhi oleh lingkungan, tempat mereka dibesarkan.

Mereka banyak mengamati karakteristik gurun, pegunungan, dan perbukitan. Pengetahuan mereka tentang rasi bintang, pergerakan planet-planet dan benda langit lainnya, serta perubahan cuaca sangat membantu mereka dalam menggambarkan permukaan bumi secara detail.

Seringnya berpindah-pindah tempat untuk mencari padang rumput bagi hewan ternak, orang-orang Turki memperdalam pemahaman akan jenis-jenis tanah. Pengetahuan tentang tanaman dan hewan-hewan liar dimiliki lantaran seringnya mereka bermigrasi. Karena itu, tak mengherankan jika ilmu geografi menjadi topik yang menarik di antara kaum terdidik ataupun orang awam di Turki, pada tahap awal perkembangan ilmu pengetahuan.

Faktor lain yang membuat orang Turki andal dalam geografi adalah kondisi politik saat itu. Peperangan dan perluasan wilayah pendudukan membuat perubahan pada status wilayah Turki. Dalam hal ini, para ahli pembuat peta dikerahkan untuk menggambarkan lagi wilayah Turki yang baru pascaperluasan.

Peradaban kaum Uygur Turki di kawasan Asia Tengah pun dikenal mumpuni dalam ilmu geografi, bahkan sejak zaman kuno. Mereka selalu mengaitkan segala urusan hidupnya dengan pergerakan bintang-bintang, termasuk matahari. Bahkan, mereka telah mampu menggambarkan revolusi bintang.

Salah satu geografer Turki paling awal adalah Mahmud Kashgharli. Ia kerap disebut pula leksikografer, yakni ahli pembuat peta dunia berdasarkan ilmu linguistik. Kashgharli mengelompokkan beberapa wilayah Turki berdasarkan bahasa pengantar setiap suku. Misalnya, ia menempatkan wilayah Kashgar sebagai pusat dunia karena penduduknya berbahasa Turki sehingga daerah-daerah sekitarnya diletakkan di pinggir saja.

Dalam mahakaryanya Divanu Lugat-it-Turki, tampaklah bentuk peta Kashgharli yang tak biasa. Ia membentuknya secara melingkar. Karyanya kini menjadi pedoman kamus bahasa Turki. Secara keseluruhan, ia berhasil menyelesaikan karyanya pada 1073.  Pada peta berwarna nan indah ini terlihat seluruh permukiman di Turki beserta negara tetangga dan kehidupan masyarakatnya.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement