REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan ada potensi hasil riset lembaga survei menyesatkan. Sebab, hasil tersebut tidak menggambarkan kondisi riil di lapangan.
Yandri berpendapat demikian lantaran PAN selalu disebut tidak lolos ambang batas parlemen. Padahal, setiap pemilu PAN berhasil lolos ke Parlemen.
"Setiap pemilu angkanya seperti itu (di bawah ambang batas parlemen). Sejak PAN ikut pemilu selalu disebut elektabilitasnya rendah. PAN paling besar mendapatkan sekitar 2 persen," kata Yandri kepada Republika.co.id, Kamis (4/4).
Ia pun mempertanyakan pengambilan sampel dalam survei yang dilakukan oleh lembaga riset politik. Apakah, ia mengatakan, survei yang ada selama ini dilakukan di setiap daerah pemilihan (dapil).
Yandri mempertanyakan hal tersebut karena survei seharusnya dilaksanakan di setiap dapil. Sebab, setiap dapil memiliki karakter yang berbeda-beda.
Yandri mencontohkan hasil survei PolMark yang mencakup semua dapil dan menyatakan PAN bakal lolos parlemen. Hasil survei Polmark, PAN justru punya capaian signifikan untuk lolos parliamentary threshold dengan elektabilitas 5,9 persen.
Ia mengakui survei tersebut memang dilakukan berdasarkan kerja sama dengan PolMark. Ia menambahkan kerja sama antara lembaga riset dan partai tidak disembunyikan dan diumumkan ketika survei diumumkan medio bulan lalu.
"Iya kami memang bekerja sama dengan Polmark. Tapi surveinya hampir dilaksanakan di setiap dapil. Surveinya dilakikan di 73 dapil dari total 80 dapil yang ada," kata Yandri.
Di sisi lain, PAN memiliki survei internal yang tidak dipublikasikan. Karena itu, Yandri menambahkan, PAN tetap optimis melampaui ambang batas parlemen meski sejumlah survei menyebutkan terancam tak lolos.
Optimisme tersebut juga lantaran PAN memiliki caleg yang bekerja keras di setiap daerah. Ia mengatakan caleg PAN di daerah berkontribusi positif dalam menyumbang suara nasional.
Sebelumnya Indikator Politik Indonesia mengumumkan survei, PAN merupakan salah satu partai yang terancam tidak lolos ambang batas parlemen. Dalam survei itu, PAN disebutkan hanya memiliki elektabilitas sebesar 2,2 persen.