Jumat 05 Apr 2019 04:44 WIB

Peminum Pertama Kopi adalah Kaum Sufi

Kopi mulai dikenal dalam budaya umat Islam pada sekitar tahun 1400.

kopi
Foto: corbis
kopi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui berbagai saluran kontak, kaum Muslim di era kekhalifahan memainkan peran penting dalam mentransfer ide-ide baru kepada masyarakat Eropa. Selain ide-ide yang terkait sains dan teknologi, peradaban Muslim juga memengaruhi berbagai aspek kehidupan lain, seperti seni, sastra, hingga kuliner. Tradisi minum kopi, misalnya, siapa sangka hal itu juga berasal dari dunia Islam.

Sebuah manuskrip tentang budaya Muslim di abad ke-15 menyebutkan, kopi mulai dikenal dalam budaya umat Islam pada sekitar tahun 1400. Kopi itu dibawa masyarakat Yaman dari Etiopia. Orang Afrika, terutama Etiopia, telah mengenal kopi sejak tahun 800 SM. Saat itu, mereka mengonsumsi kopi yang dicampur dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh.

Baca Juga

Sumber lain yakni kesaksian dari ilmuwan Muslim terkemuka, al-Razi dan Ibnu Sina, menyatakan kopi telah dikenal di kalangan umat Islam pada awal abad ke-10. Minuman ini pertama kali dinikmati dan dibudidayakan oleh masyarakat Yaman. Mereka menyebut minuman kopi sebagai al-qahwa. Konon, peminum pertama kopi adalah kaum sufi yang menggunakannya sebagai stimulan agar tetap terjaga selama berzikir pada malam hari.

Dari Yaman, keharuman kopi merebak ke berbagai kawasan di sekitarnya, lalu ke Eropa, Amerika, dan akhirnya mendunia. Para pelancong, peziarah, dan pedaganglah yang membawa kopi melanglang buana.

Abd-al-Qadir al-Jaziri dalam bukunya Umdat al-Safwa (Argumen Penggunaan Kopi) memerinci tentang bagaimana kopi mencapai Kairo, Mesir. Dikatakan, pada pertengahan abad ke-16, kopi dibawa oleh para siswa al-Azhar berkebangsaan Yaman untuk meningkatkan stamina mereka. Dari kalangan terdidik al-Azhar, kopi segera memasuki jalan-jalan, toko-toko, dan rumah tinggal di kota itu.

Sebelumnya, yakni pada awal abad ke-15, kopi telah mencapai Turki. Warung kopi pertama di negeri ini berdiri pada 1475 di Istanbul. Namanya warung kopi Kiva Han.

Dalam bukunya, al-Jaziri sekaligus menanggapi perdebatan agama tentang manfaat dan boleh-tidaknya minum kopi di bawah hukum Islam. Ini adalah dokumen tertua tentang sejarah, penggunaan, dan manfaat minum kopi di dunia Islam. Setelah melewati perdebatan panjang, kopi pun menjadi minuman tersohor di Makkah dan Madinah.

Dari interaksi para peziarah dan pedagang tadi, kopi kemudian menyebar ke luar kalangan Muslim. Penyebarannya di Eropa dimulai pada abad ke-17 melalui kota-kota terkemuka, seperti Venesia, Marseilles, Amsterdam, London, dan Wina. Hal ini tentu saja berimbas pada nilai ekspor kopi Yaman yang melonjak tajam. 

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement