Senin 08 Apr 2019 15:59 WIB

AHY: SBY Berikan Perspektif Negarawan

AHY juga membantah SBY melarangnya hadir pada kampanye akbar Prabowo di GBK kemarin.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyapa warga saat kunjungan dengan sejumlah Caleg Partai Demokrat bersama simpatisan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (2/4/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyapa warga saat kunjungan dengan sejumlah Caleg Partai Demokrat bersama simpatisan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (2/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi pesan internal Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada beberapa petinggi partai di media. AHY menerangkan SBY memberikan pesan terkait kampanye akbar calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam posisi sebagai negarawan.

AHY mengatakan, SBY ingin memberikan perspektif atas dasar pengalaman memimpin. Ia menyebutkan, SBY memiliki pengalaman memimpin Indonesia selama 10 tahun, yakni pada periode 2004 sampai 2014, dan dinas di TNI, dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam). 

Baca Juga

Kala itu, SBY berpengalaman menyelesaikan konflik-konflik baik komunal maupun horizontal seperti di Poso, Ambon, Aceh dan sebagainya. Termasuk, ia mengatakan, pengalaman dulu ketika menjadi bagian dalam pasukan PBB di Bosnia Herzegovina. 

“Artinya justru kita berterima kasih kepada Pak SBY sebagai bapak bangsa yang terus kita tunggu pemikiran yang jernih,” kata AHY dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (8/4). 

Untuk itu, ia mengatakan, seharusnya semua pihak berterima kasih SBY sudah mau memberikan pemikiran yang mengedepankan akal sehat dan rasionalitas. Dalam pesan itu, AHY juga mengatakan, SBY telah mengingatkan kita semuanya, khususnya pemimpin dan elite politik untuk tidak mengarahkan Pemilu 2019 pada polarisasi yang berdampak pada benturan sesama anak bangsa. 

“Apalagi kalau polarisasi itu selalu diperkuat dengan narasi politik identitas. Itu yang diingatkan,” AHY menegaskan. 

Di sisi lain, ia juga mengatakan, SBY menyampaikan pesan tersebut secara internal kepada sejumlah kader utama Partai Demokrat. SBY tidak mengutarakan pesan tersebut secara terbuka kepada masyarakat.

Pada kesempatan itu, AHY kembali menjelaskan ketidakhadirannya pada kampanye akbar Prabowo karena kurang bugar. “Mungkin akumulasi juga, setelah berminggu-minggu melaksanakan kampanye di lapangan dari satu daerah ke daerah lain. Kemudian hari Kamis itu saya baru saja melaksanakan kampanye di Yogja,” AHY menjelaskan.

Dari Yogya, AHY langsung ke Singapura untuk menjenguk Ibu Ani. "Terus terang selama dua hari dua malam saya harus berjaga mendampingi Ibu Ani yang juga sering terjaga di tengah malam. Mudah-mudahan saya berharap, kehadiran saya di sana itu bisa memberikan semangat untuk Ibu Ani,” kata dia. 

AHY membantah bahwa ketidakhadirannya di GBK karena dilarang oleh SBY. “Sekali lagi kemarin saya tidak begitu fit ya dan saya harus menjaga jangan sampai jatuh sakit, akhirnya terbaring dalam 10 hari ke depan, tidak bisa kemana-mana. Ya tentunya itu tidak kita harapkan,” terangnya. 

Usai sarapan pagi pada Senin hari ini, AHY dan rombongan menuju Ponorogo, Jawa Timur untuk mengikuti kampanye bersama Edhie Baskoro Yudhoyono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement