REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan sudah menjawab pesan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada gelaran kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (7/4).
BPN mengatakan penyelenggaraan kampanye akbar tersebut membuktikan bahwa tidak ada inkulsivitas di dalamnya. Sebaliknya, kampanye akbar tersebut bersifat terbuka dan menggambarkan kebinekaan dan keberagaman.
"Surat tersebut terjawab dalam kampanye akbar minggu lalu, di mana semangat kebinekaan jelas tergambar. Semua pihak terlibat salam mensukseskan acara tersebut," ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Handi Riza, saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (8/4).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan BPN Prabowo-Sandi menganggap SBY sebagai orang tua sendiri yang tengah memberikan pesan bijak terkait kampanye akbar. Karena itu, Handi mengatakan, BPN Prabowo-Sandiaga meresponsnya dengan menghadirkan keberagaman dalam kampanye akbar.
"Kami menganggap Pak SBY sdh sebagai orang tua sendiri mengingatkan agar kampanye tidak memunculkan satu identitas saja," ujar dia.
Sebelum gelaran kampanye, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat mengungkapkan kekhawatiran kampanye tersebut akan berlangsung eksklusif. SBY berkirim surat kepada sejumlah elite Demokrat untuk mengingatkan Prabowo agar kampanye berlangsung terbuka.
"Pemilihan presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal set up"nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap 'Semua Untuk Semua', atau All For All," tulis SBY dalam suratnya.
SBY berharap kampanye akbar bisa mencerminkan ke-Indonesia-an dan bukan menonjolkan supremasi golongan tertentu. Sebab, Indonesia dibangun atas beragam suku, bangsa, serta agama.