Senin 08 Apr 2019 19:28 WIB

Menhan Minta Doa Ulama Sufi Agar Pemilu Lancar dan Aman

Ryamizard menyambut baik penyelenggaraan konferensi sufi internasional.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kiri) didampingi Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (keempat kiri) dan sejumlah ulama sufi dunia menghadiri Konferensi Ulama Sufi Dunia yang dihadiri 91 ulama sufi dunia dari 36 negara di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kiri) didampingi Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (keempat kiri) dan sejumlah ulama sufi dunia menghadiri Konferensi Ulama Sufi Dunia yang dihadiri 91 ulama sufi dunia dari 36 negara di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta doa kepada ulama sufi agar pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019 berjalan dengan lancar dan aman. Permintaan doa tersebut khususnya disampaikan kepada Rais Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.

"Kepada Habib Yahya, dari TNI dan Polri minta doa agar pelaksanaan Pemilu nanti berjalan lancar dan aman, amin," kata dia saat memberi sambutan dalam Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4).

Baca Juga

Ryamizard menyambut baik penyelenggaraan konferensi sufi internasional ini. Ia mengatakan, acara tersebut mengimplementasikan tasawuf untuk kebahagiaan umat manusia dan keselamatan bangsa. Menurutnya, tema yang diambil 'Peran Tasawuf untuk Kebahagiaan Umat Manusia dan Keselamatan Negara', sangat penting dan relevan.

"(Tema itu) dalam rangka mengingatkan kembali akan hakekat dan jati diri umat Islam Indonesia yang sesungguhnya di tengah aliran dan paham ideologi lain yang ingin mengganti ideologi Pancasila," tuturnya.

Dalam pidato sambutannya, Ryamizard menyinggung sejarah kemerdekaan Indonesia. Dia menjelaskan, para ulama thariqah punya peran penting dalam menjaga dan membela keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu juga, menurut Ryamizard, Habib Luthfi merupakan habib NKRI.

"Sejak zaman penjajahan Belanda, tiga setengah abad, para ulama tidak pernah surut dalam melawan kolonial Belanda sehingga mengalami kesulitan untuk menguasai Indonesia secara utuh, karena ulama thariqah yang tersebar di seluruh wilayah nusantara menjadi tokoh perlawanan terhadap penjajah Belanda," ungkapnya.

Melalui bimbingan para mursyid thariqah, kata Menhan, lahirlah tokoh-tokoh perjuangan dan perlawanan terhadap Belanda. Di antaranya seperti Syaikh Yusuf Al Makassari dan Pangeran Diponegoro.

Memasuki abad ke-20, lanjut Ryamizard, muncul tokoh-tokoh pejuang dan perlawanan terhadap kolonial Belanda seperti Kiai Raden Santri Wijaya Kusuma yang berhasil mendidik para tokoh pergerakan prakemerdekaan Indonesia. Sebut saja nama Wahidin Soedirohoesodo, dr Sutomo, Tjokroaminoto, dan Soekarno.

Ryamizard menyebutkan, mereka adalah kader-kader yang dibekali dengan ilmu spiritual dan kebangsaan oleh Kiai Santri, sehingga mereka memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi dalam melawan kolonial Belanda. Kegigihan para tokoh perjuangan bangsa Indonesia ini tidak sia-sia.

"Pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan sebagai negara merdeka. Dari uraian ini terlihat jelas betapa besar peran ulama dalam membela negara dan menjaga keutuhan negara Republik Indonesia. Patut dibanggakan ulama-ulama thariqah, ini sejarah betul, bukan omong kosong," sebutnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement