Selasa 09 Apr 2019 18:20 WIB

Penataan Trotoar, Ini Saran Koalisi Pejalan Kaki Buat Anies

Koalisi Pejalan Kaki menyarankan trotoar harus nyaman dan harus aman

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Tamasya Trotoar. Aktivis Koalisi Pejalan Kaki melakukan aksi simpatik di Kawasan Farmawati, Jakarta, Jumat (1/3).
Foto: Republika/Prayogi
Tamasya Trotoar. Aktivis Koalisi Pejalan Kaki melakukan aksi simpatik di Kawasan Farmawati, Jakarta, Jumat (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penataan trotoar di beberapa titik di Jakarta disambut baik oleh Koalisi Pejalan Kaki. Akan tetapi, Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menyampaikan saran yang harus diperhatikan dalam rencana membangun dan merevitalisasi trotoar, selain nyaman juga harus aman bagi pejalan kaki.

Ia mengatakan, setiap pembangunan trotoar pihak kontraktor kerap tak memberikan fasilitas trotoar sementara. "Jarang sekali dibuatkan fasilitas sementara bagi para pejalan kaki. Minimal satu meter dibuatkan kanalisasi untuk menyelamatkan para pejalan kaki juga," ujar Alfred saat dihubungi Republika, Selasa (9/4).

Alfred menjelaskan, fasilitas bagi teman-teman disabilitas juga harus dibangun dengan nyaman dan aman. Ia mengatakan, selama ini ubin pemandu di beberapa tempat dibuat berbelok-belok seharusnya diupayakan agar lurus.

Selain itu, ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus membereskan utilitas yang ada di atas trotoar seperti kabel-kabel. Menurut dia, Gubernur DKI harus memimpin rapat untuk membereskan hal itu agar utilitas berada di bawah sehingga tidak menjuntai di atas trotoar.

"Paling penting ketika utilitas dan yang lain-lain masih bergerumbul di atas trotoar ya harusnya dilihat estetika tidak bagus. Harusnya bisa dikelarin sama gubernur untuk supaya melihat dari sisi utilitasnya tidak malang melintang lagi di udara," jelas dia.

Alfred juga menyoroti tentang penyediaan kursi di atas trotoar. Menurutnya, bukan kursi taman dengan sandaran, justru nantinya digunakan orang lain untuk tidur. Sebab, para pejalan kaki hanya membutuhkan waktu sekian detik untuk sekadar beristirahat atau minum saja.

Ia menambahkan, nantinya para pejalan kaki juga membutuhkan zebra cross untuk menyebrang. Ia menyarankan, Pemprov DKI harus menyediakan zebra cross ataupun pelican crossing setiap 200 meter khususnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

"Karena jalanan di sana kan enggak lebar, yang penting per 200 meter atau 250 meter itu ada zebra cross, jadi banyak zebra cross yang disiapkan. Ikonik Kemang nanti jadi kelihatan lagi yang dulu bagus," kata Alfred.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement