Rabu 10 Apr 2019 13:44 WIB

Madinat Al-Zahra, Simbol Kekuatan Andalusia

Madinat al-Zahra dibangun 13 kilometer Barat Laut Cordoba

Masjid Cordoba di Spanyol.
Foto: EPA/KHALED ELFIQI
Masjid Cordoba di Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat pemerintahan 90 tahun Bani Umayyah jatuh pada 132 H, Abdurrahman bin Muawiyah yang juga dikenal dengan Abdurrahman al-Dakhel, melarikan diri dari cengkeraman Bani Abbas ke Maroko, Afrika Utara. Setelah itu, ia memanfaatkan konflik di Spanyol dan perselisihan antarkabilah Arab.

Dengan bantauan para pendukung Bani Umayyah dan kabilah-kabilah Yaman, Abdurrahman al-Dakhel berhasil memasuki Kota Andalusia, Spanyol, bersama dengan rombongannya yang berasal dari Afrika Utara. Dengan menguasai Kota Qurtuba (Cordoba), Abdurrahman membentuk pemerintahan tangguh dengan nama Pemerintah Bani Umayyah Andalus sebagai penerus Kekuasaan Dinasti Umayyah di Damaskus yang diruntuhkan oleh Dinasti Abbasiyah. Mereka pun mendapat sebutan 'Moor' oleh masyarakat Spanyol setempat.

Baca Juga

Setelah itu, Abdurrahman III menyebut dirinya sebagai khalifah. Ia kemudian memerintahkan pembangunan Kota Madinat al-Zahra dalam program ideologi dan politiknya. Madinat al-Zahra di bangun 13 kilometer Barat Laut Cordoba, Spanyol, dengan panjang 1,52 kilometer dan lebar 745 meter.

Kompleks Madinat al-Zahra terbagi menjadi tiga bagian. Bagian utama adalah istana khalifah yang disebut dengan Dar al-Mulk. Kemudian, di bagian tengah berdiri bangunan pemerintahan dan ruang resepsi untuk tamu-tamu penting. Antara bagian te ngah bagian akhir berdiri sebuah masjid.

Untuk membangun Madinat al-Zahra, Abd al-Rahman III menggunakan sepertiga dari seluruh penerimaan negara untuk pembangunan kota tersebut. Pembangunan Madinah al-Zahra menghabiskan waktu 40 tahun. Sekitar 25 tahun di bawah pemerintahan Abdul Rahman III (tahun 936 hingga 961) dan 15 tahun di bawah al- Hakam II (tahun 961 hingga 976). Dapat dikatakan, Madinat al- Zahra merupakan proyek bangunan terbesar dan paling ambisius pada masa itu.

Pada 1010, Madinat al-Zahra tidak hancur ketika kelompok-kelompok pemberontak Berber mengobrak-abrik simbol kekhalifahan Cordoba. Hingga abad 12, Madinah al-Zahra masih dihuni. Pembangunan Madinat al-Zahra oleh Abdurrahman III memberikan pesan penting kepada rival-rival pemerintahannya, seperti Dinasti Fathimiyah di Mesir dan Bani Abbas di Baghdad. Pada abad 19, reruntuhan Madinat al-Zahra ditemukan di sebelah barat Cordoba. Kini, barang dan peninggalan kota Bani Umayyah di Spanyol ini disimpan di museum dekat Cordoba.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement