REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil segera mengajukan permohonan penambahan kuota haji Jawa Barat ke Kementerian Agama RI. Alasannya rasio antara kuota dan jumlah pendaftar belum proporsional sehingga daftar masa tunggu (waiting list) jemaah masih panjang yakni 20 tahun.
Tahun ini Jabar punya kuota haji 8.852 orang dan merupakan yang terbesar se-Indonesia. Namun jumlah pendaftar haji mencapai 592.730 orang. "Saya akan melobi (Kemenag) agar jatah kuota haji Jabar bisa bertambah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai menutup Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Kloter dan Ketua Rombongan Jemaah Haji Jabar tahun 1440 H/ 2019 M di Gedung Embarkasi Haji, akhir pekan lalu.
Emil mengatakan, dari jumlah pendaftar dan yang diberangkatkan tahun ini terdapat selisih sebesar 553.878 orang. Artinya jumlah tersebut masuk dalam daftar tunggu keberangkatan. Emil pun mengaku sedih karena mereka harus menunggu untuk diberangkatkan hingga 20 tahun lamanya.
"Saya sedih sebetulnya karena 20 tahun itu terlalu lama karena itu saya akan upayakan agar tidak sampai 20 tahun," katanya.
Kepada para petugas haji kloter dan ketua rombongan Jabar, Emil berpesan untuk fokus membimbing para jamaah. Perhatikan riwayat kesehatan jemaah terutama yang sudah tua.
"Semua jamaah harus mabrur dan mabruroh karena itu saya minta petugas fokus membimbing. Perhatikan history kesehatan jamaah, minimal pola makan harus dijaga," pesannya.
Tahun 2018 lalu, kata dia, 49 jamaah haji asal Jabar meninggal saat beribadah. Emil mendoakan tahun ini seluruh jamaah haji Jabar dapat kembali ke Tanah Air. Keberangkatan jamaah haji tahun ini rencananya akan dipimpin Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum.
"Saya doakan tidak ada yang 'berpulang', semua kembali ke Tanah Air," harapnya.