Selasa 16 Apr 2019 15:38 WIB

PLN Terbitkan Global Bond Semester Satu 2019

Dana global bond ini akan digunakan untuk menambah modal PLN dan melunasi utang

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Jaringan listrik PLN
Foto: Bhakti Pundhowo/Antara
Jaringan listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan menerbitkan surat utang global (global bond) pada semester satu tahun ini. Rencananya PLN akan menerbitkan surat utang senilai 2 miliar dolar AS.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir menjelaskan langkah penerbitan surat utang ini dilakukan perusahaan untuk menambah modal perusahaan dan juga melakukan pelunasan utang yang sudah jatuh tempo. "Mudah mudahan semester ini mungkin setelah lebaran. Ini lagi dibuat beauty contest-nya," ujar Sofyan, Selasa (16/4).

Baca Juga

Sofyan menjelaskan saat ini perusahaan masih melakukan pembahasan mengenai penawaran tenor surat utang tersebut. Namun, kata Sofyan, ada dua kemungkinan, bertenor 10 tahun atau 15 tahun.

Ia merinci bahwa dana perolehan yang nantinya terkumpul akan gunakan perusahaan untuk menambah modal perusahaan untuk menyelesaikan beberapa proyek pembangunan pembangkit dan transmisi. Sisanya juga akan digunakan oleh perusahaan untuk melunasi utang yang jatuh tempo.

Sayangnya, Sofyan enggan merinci porsi tersebut. "Capex internal per tahun Rp 90 triliun. Nah nanti itu ditambah sama global bond buat modal proyek dan melunasi utang jatuh tempo," ujarnya.

Sejumlah proyek yang akan didanai dari dana global bond tersebut antara lain adalah jaringan transmisi dan meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah terpencil. Ia mengatakan masih banyak proyek pembangkit dan juga pemasangan listrik gratis di daerah remote yang perlu dikejar penyelesaiannya tahun ini.

Sebelumnya Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syfovi Felianty Roekman menjelaskan PLN akan mendapat tambahan kapasitas sebesar 3.800 megawatt (MW) pada tahun ini.

"Ada beberapa power plant yang beroperasi di tahun 2023 dan 2024. Nanti yang paling besar di 2019 ini adalah mulai masuknya PLTU berkapasitas 1.000 MW. Kami perkirakan di tahun ini ada tambahan sekitar 3.800 MW lagi," kata Sofyan.

Beberapa proyek tersebut bakal dikebut penyelesaiannya, sehingga dapat beroperasi pada kuartal III-2019. Seperti proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 dengan kapasitas 1.000 MW, PLTU Cilacap Ekspansi 2 berkapasitas listrik 1.000 MW, dan PLTU Lontar yang berkapasitas 350 MW.

Sementara itu, pada 2020 mendatang, Syofvi mengatakan merupakan tahun di mana proyek-proyek dengan kapasitas besar yang meruapakan bagian dari proyek 35 ribu MW ini bakal beroperasi. Mereka menargetkan tahun depan, ada tambahan 10 ribu MW proyek pembangkit listrik bisa beroperasi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, hingga 15 Januari 2019 ini, proyek yang telah masuk tahap COD sekitar delapan persen atau sebesar 3.000 MW. "Tahap konstruksi sekitar 58 persen sebesar 20.400 MW," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement