REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spanyol pun menjadi salah satu provinsi di bawah kepemimpinan Islam. Nama Andalusia berasal dari bahasa Arab al-Andalus kemudian disematkan pada wilayah semenanjung Iberia tersebut. Awalnya, tak semua wilayah semenanjung indah di Eropa Selatan tersebut menjadi bagian pemerintahan Muslim.
Namun, tahun demi tahun wilayah Muslim makin meluas dengan kepemimpinan Musa dan ketangguhan Thariq. Pada 714, Muslimin bergerak ke Barcelona dan Narbonne. Tahun berikutnya, kawasan pegunungan utara ditaklukkan.
Tak hanya Spanyol, Muslimin pun mencoba membuka wilayah Eropa lain seperti Prancis. Ekspedisi terakhir dan terbesar ke utara yakni saat kepemimpinan Abd al-Rahman ibn Abdullah.
Namun, banyak rintangan yang dihadapi Muslimin dalam membuka wilayah Eropa. Di antara yang paling bersejarah yakni pembukaan kawasan Tours, ibu kota keagamaan warga Gaul.
Sementara pasukan Spanyol atau Andalusia melakukan pertempuran Tours, kekhalifahan Umayyah di Damaskus mulai dilanda keributan. Saat Umayyah dipimpin Abd al-Rahman I pada 755, mencuatlah perseteruan antara bangsa Berber dan bangsa Arab, antara Suni dan Syiah.
Saat itu pula, dinasti Abbasiyah mulai berdiri. Di periode ujung tanduk Umayyah ini, Spanyol sebagai salah satu provinsi di bawah Umayyah pun ikut terkena dampaknya.
Pemerintahan di Semenanjung Iberia itu memang berdiri secara independen, namun secara nominal berada di di bawah gubernur jenderal Afrika Utara yang berkedudukan di Kairo.
Di tengah gonjang-ganjing Umayyah, pemerintahan Spanyol pun mengalami pergantian gubernur secara terus-menerus. Selama periode 732 hingga 755, tidak kurang dari 23 gubernur pernah memimpin Andalusia.