REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan satu kali guguran lava pijar ke arah hulu Kali Gendol pada Jumat (19/4). Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan guguran lava pijar itu terpantau berdasarkan pengamatan mulai pukul 00:00 sampai 06:00 WIB dengan jarak luncur 900 meter.
Selain guguran lava, pada periode tersebut tercatat 12 kali gempa guguran dengan amplitudo 4 hingga 30 mm selama 17 hingga 90 detik, dan 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 mm selama 14 detik, gempa tektonik lokal dengan amplitudo 4 mm selama 17.8 detik.
Hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 10 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah selatan. Suhu udaranya 16-23.5 derajat celsius dan kelembapan udaranya 69-97 persen dan tekanan udara 567.7-706.5 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.