REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding, menanggapi hasil hitung cepat kenaikan suara PKB pada Pemilihan Legislatif 2019.
Berdasarkan hasil hitung suara legislatif dalam laman resmi KPU per Jumat (19/4), pukul 21.30 WIB, PKB memimpin parpol Islam dengan raihan 8,43 persen. PKS untuk sementara meraih angka 8,31 persen dan PAN 6,45 persen.
Karding menyebutkan meningkatnya perolehan suara pada Pemilu 2019 membuktikan semakin solidnya warga nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama) mendukung partai tersebut.
"Kenaikannya memang tidak signifikan. Dulu sembilan koma sekian (persen), sekarang mudah-mudahan bisa 11 (persen)," kata Karding di Jakarta, Sabtu (20/4).
Pada Pemilu 2014, PKB meraih suara nasional sebesar 11.292.151 suara atau 9,04 persen suara dan mendudukkan wakilnya di DPR RI sebanyak 47 kursi.
Berdasarkan penghitungan cepat sejumlah lembaga survei, PKB diprediksi meraih suara nasional sekitar 10 sampai 11 persen untuk mendudukkan wakilnya di DPR RI periode 2019-2025.
Meski tidak terlalu signifikan, Karding tidak memungkiri kenaikan perolehan suara PKB itu disebabkan beberapa faktor, yakni pertama tidak ada konflik yang terjadi di parpol tersebut.
"Kedua, orang-orang Nahdlatul Ulama (NU) sebagian besar solid ke PKB. Selama ini, basis pendukung utama PKB adalah NU," ujarnya.
Maka dari itu, kata dia, perolehan suara yang besar pada Pemilu 2019 didapatkan di daerah-daerah yang menjadi basis NU.
Ketiga, kata Karding, peningkan perolehan suara PKB juga berkat kerja keras dari para calon anggota legislatifnya.
Untuk target perolehan kursi pada Pemilu 2019, dia menyebutkan sebenarnya ditargetkan minimal 70 kursi di DPR RI.
"Target kursi minimal 70. Berarti belum (memenuhi target). Tetapi, alhamdulillah ada kenaikan," ucap Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin itu.