REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan, belum ada agenda pertemuan antara calon presiden (capres) 02 pada Ahad (21/4) ini dan dalam beberapa hari mendatang. Prabowo saat ini berada di Hambalang dan penuh agenda bertemu dengan para tokoh pendukung di kediamannya di Hambalang.
"Kalau mau pertemuan nanti saja habis selesai perhitungan real count. Kalau sekatang masih perhitungan C1, jadi nanti saja. Jadi (Prabowo) bukan menolak bertemu, belum saatnya saja," kata Andre kepada wartawan di area posko pemenangan pasangan calon (paslon) 02, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Ahad (21/4).
Andre mengungkapkan sampai Ahad siang Prabowo belum mengagendakan pertemuan dengan utusan paslon 01, Luhut Binsar Panjaitan. Soal rencana yang disampaikan Luhut akan bertemu Prabowo, Andre mempersilahkan ditanyakan ke yang bersangkutan karena yang ingin bertemu pihak 01 ketemu dengan Prabowo, bukan sebaliknya.
"Pak Prabowo lagi sibuk memantau C1, dan bertemu teman teman secara internal. Pak Prabowo di Hambalang sekarang ada beberapa agenda pertemuan tokoh sekarang, dari siang sampai malam. Jadi kenapa maksa-maksa ketemu Pak Prabowo, memang ada apa?" sindir Andre.
Ia menegaskan ada waktunya Prabowo langsung ketemu dengan Jokowi, yaitu setelah proses real count selesai pada 22 Mei mendatang. Jadi, menurut dia, tidak perlu dipaksa-paksa agar bertemu dengan Prabowo saat ini.
"Pada waktunya kita akan silaturahim, bisa saja dalam waktu kurang dari satu bulan ada pertemuan, jadi tidak perlu dibesar-besarkan sehingga perlu ada pertemuan segera," ujar Andre.
Terkait pihak ketiga seperti ormas Islam yang juga bersedia menjadi mediator pertemuan dua pihak baik 01 Jokowi-Maruf Amin dan 02 Prabowo-Sandi, Andre menghormati upaya itu. Namun lebih baik hal itu dilakukan setelah semua tahapan real count berjalan. Karena proses perhitungan dari form C1 masih terus berjalan saat ini.
Soal kekhawatiran adanya people power Andre meminta semua pihak tak salah paham. Ia menegaskan istilah 'people power' yang dimaksud adalah soal people power yang konstitusional, bukan inkonstitusional seperti menggulingkan pemerintah.
"Kalaupun ada people power, people power yang mendorong para pendukung menjaga TPS, menjaga form C1, jaga rekapitulasi suara sampai selesai real count. Jadi itu yang dimaksud people power itu, bukan mengerahkan massa untuk menduduki sesuatu," tegasnya.
Lagipula, menurut dia, saat ini sebenarnya kondisi masih cukup kondusif, walaupun di tengah masyarakat saat ini memiliki perbedaan pilihan pascapemilu. Indonesia masih aman dan damai saat ini, karena itu ia heran kenapa dari kubu 01 tekesan ingin buru-buru bertemu 02. "Kalau soal terbelah pilihan politik itu hal yang biasa," terang Andre.