Senin 22 Apr 2019 17:18 WIB

ICMI Ingatkan Elite tak Gunakan Segala Cara Raih Kekuasaan

ICMI menilai pemilu adalah bagian menjalankan amanat.

Konferensi pers pernyataan sikap Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) usai pemungutan suara pemilihan umum (Pemilu) 2019, di ICMI Center, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (22/4).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Konferensi pers pernyataan sikap Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) usai pemungutan suara pemilihan umum (Pemilu) 2019, di ICMI Center, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengingatkan kepada peserta Pemilu 2019 agar tidak meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.

"Kekuasaan yang diraih melalui pemilihan umum bukanlah komoditas yang dinilai dengan menghalalkan segala cara, melainkan sebagai amanah dari Allah SWT yang harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dunia akhirat," kata Sekretaris Jenderal ICMI Jaffar Hafsah saat membacakan maklumat kebangsaan ICMI di Jakarta, Senin (22/4).

Baca Juga

ICMI mengingatkan bahwa pemilihan umum merupakan salah satu wujud pelaksanaan demokrasi yang harus dijalankan secara jujur, adil, langsung, umum, bebas, rahasia, aman, dan damai.

Jafar menyampaikan, ICMI prihatin atas perkembangan politik bangsa saat ini yang mengindikasikan terjadinya kemerosotan kualitas demokrasi sehingga menjadi kendala bagi berlangsungnya proses konsolidasi demokrasi. 

"Hal ini dapat mengakibatkan rakyat tidak percaya bahwa demokrasi adalah cerminan kedaulatan rakyat yang ideal untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama negara-negara," kata dia.

Selain itu, dia juga mengingatkan kepada pemangku kepentingan pelaksana pemilu, yaitu KPU, Bawaslu, DKPP, TNI-Polri, dan MK, agar pelaksanaan pemilu yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah demokrasi tidak terjadi pada Pemilu 2019, baik pemilu legislatif maupun presiden dan wakil presiden.

ICMI berharap Pemilu 2019 dapat menjamin terpilihnya presiden dan wakil presiden yang mempunyai legitimasi politik yang kuat dan berfungsi sebagai pemimpin bangsa Indonesia yang amanah jujur dan adil serta mempunyai komitmen menuju terwujudnya Indonesia yang adil, makmur, beradab, dan bermartabat. "Apabila terjadi sengketa, manfaatkan mekanisme hukum untuk melawan ketidakadilan," kata Jafar.

Selain itu, agar dapat terciptanya ketenangan, ICMI meminta seluruh komponen bangsa menahan diri dan menunggu hasil perhitungan suara resmi KPU atau tidak membuat kesimpulan final masing-masing, hormati berbagai tahapan pemilu sesuai dengan aturan yang berlaku.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement