REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengamat Politik dari Universitas Riau (UR) DR Hasanudin mengatakan, dinamika politik pascapemungutan suara dan hasil penghitungan cepat Pemilu 17 April 2019, di Provinsi Riau berada pada kondisi yang sangat wajar. Ia mencermati tak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan dari perdebatan yang mengemuka di masyarakat.
"Interaksi masyarakat yang cenderung cair menyebabkan isu kecurangan dalam pemilu, termasuk di dalamnya pro-kontra menanggapi hasil quick count diserap dalam perbincangan-perbincangan damai di kedai kopi atau di media sosial," kata Hasan di Pekanbaru, Senin.
Menurut Hasan, tidak tampak polarisasi pandangan pascapemungutan suara. Keberpihakan pada satu kontestan pemilu tidak menyebabkan masyarakat Riau terbelah secara diameteral yang menjadi bibit konflik kekerasan.
"Justru sembari menunggu hasil akhir pemungutan suara, masyarakat akan menjadi matang dengan saling adu argumen, termasuk di dalamnya berbagai masalah dalam pemilu, misalnya kecurangan oleh salah satu pihak atau kedua-duanya," katanya.
Dengan demikian, menurut Hasan, masyarakat menjadi semakin mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial politik dengan bangunan argumen yang kuat dan menghindari konflik kekerasan.