Selasa 23 Apr 2019 15:00 WIB

Bertindak Jujur

Berusaha bertindak jujur dalam ucapan maupun perbuatan membutuhkan hati yang suci

Kejujuran (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kejujuran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muslimin

Berusaha bertindak jujur dalam ucapan maupun perbuatan membutuhkan hati yang suci dari sifat kemunafikan, kebencian, dan sikap permusuhan terhadap orang lain. Termasuk kemampuan seseorang memberikan informasi yang akurat sesuai dengan fakta juga memerlukan hati yang suci.

Seseorang yang memiliki hati yang suci ketika berinteraksi sosial dengan orang lain, akan selalu berkata dan bertindak jujur terhadap orang lain. Sebagaimana kisah seorang anak pengembala ternak yang berkata dan bertindak jujur. Meskipun, Amirul Mukminin Umar Ibn Khattab menguji kejujuran anak tersebut dengan menggodanya untuk bertindak tidak jujur.

Khalifah Umar mendekati anak pengembala itu, kemudian berujar, "cukup banyak kambing yang kamu pelihara, sangat bagus dan gemuk-gemuk. Oleh karena itu, kamu jual saja padaku seekor yang gemuk dan bagus."

Mendengar rayuan Amirul Mukminin tersebut, pengembala ternak menjawab, "kambing-kambing ini bukanlah milik saya, tetapi milik tuan saya. Saya hanyalah seorang pengembala yang menerima upah." Kemudian Umar Ibn Khattab berkata, "Katakan saja pada tuanmu, kambingnya dimakan serigala."

Anak penggembala tersebut diam sejenak, ditatapnya wajah Amirul Mukminin. "Jika tuan menyuruh saya berbohong, bukankah Allah Maha Melihat? Apakah tuan tidak menyadari bahwa siksa Allah itu pasti bagi para pendusta?" Menyaksikan kejujuran anak gembala itu, Umar Ibn Khattab terharu, bahagia, dan kagum akan ketaatan anak gembala tersebut kepada Allah SWT.

Dialog antara Amirul Mukminin Umar Ibn Khattab dan seorang anak pengembala di atas, mengingatkan kita untuk terus berlatih jujur dalam kondisi dan situasi apa pun. Sebab, Nabi Muhammad mengingatkan, "Pengkhianatan yang paling besar ialah engkau menyampaikan informasi kepada saudaramu yang mereka benarkan, padahal engkau sendiri berdusta." (HR Bukhari dan Abu Dawud).

Seseorang yang sering bertindak tidak jujur secara emosional akan merasakan kegelisan terus-menerus, menaruh kecurigaan berlebihan terhadap orang lain, dan secara fisik mengalami berbagai gangguan penyakit. Oleh karena itu, dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Abdullah Ibn Mas'ud Nabi bersabda, "hendaklah kalian selalu berlaku jujur karena kejujuran membawa pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga."

Kemudian, seseorang yang selalu jujur dan tetap memilih jujur akan ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur. Oleh karena itu, jauhilah oleh kalian berbuat dusta sebab dusta membawa seseorang pada kejahatan dan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan, jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan, akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR Bukhari dan Tirmidzi).

Berkata dan bertindak jujur akan membuat Jasmani seseorang lebih sehat dan kuat. Sedangkan, secara kejiwaaan akan membuat hidup seseorang lebih rileks, nyaman, dan bahagia. Sebaliknya, seseorang yang berprilaku tidak jujur akan membuat jasmaninya lemah dan jiwanya berada dalam kegelisahan dan kegundahan yang berkepanjangan.

Berkata dan berperilaku jujur juga akan melahirkan hubungan sosial yang harmonis. Sebab, dilandasi dengan keterbukaan dan jauh dari prasangka buruk. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement