REPUBLIKA.CO.ID, PORAC -- Tim penyelamat di Filipina terus mencari korban gempa yang terjebak di bawah puing-puing bangunan. Sejumlah alat berat dan anjing pelacak diturunkan untuk mencari korban yang diperkirakan masih berada di bawah puing bangunan.
Pada penyelamatan Selasa, (23/4) tim penyelamat berhasil menyelamatkan dua korban gempa yang terjebak di bawah puing bangunan dalam keadaan hidup. Dengan penemuan tersebut berarti menambah jumlah korban hidup menjadi tujuh orang. Sementara itu, tim penyelamat juga menemukan empat korban meninggal dunia.
Badan Bencana Nasional Filipina menyatakan, gempa bumi berkekuatan 6,1 SR yang terjadi pada Senin (22/4) lalu telah melukari 81 orang dan merusak 29 bangunan di seluruh Pulau Luzon. Sementara, 14 orang dilaporkan hilang.
"Kami tidak tahu berapa banyak orang yang masih terperangkap. Kami masih bisa mendengar beberapa suara, suara seorang wanita (dari bawah reruntuhan)," ujar Wali Kota Porac, Condralito dela Cruz kepada saluran berita ANC.
Pemerintah menetapkan Selasa sebagai hari libur bagi pegawai negeri sipil di Metro Manila. Gempa juga menyebabkan perdagangan valuta asing ditangguhkan, dan lelang obligasi negara dibatalkan. Seorang pejabat pemerintah, Irene Consultado mengatakan, sejumlah orang dievakuasi setelah gempa.
Salah satu warga, Aurelia Daeng (65 tahun) berada di toko obat keluarganya di wilayah Porac ketika gempa menghantam pada Senin lalu. Gempa tersebut memecahkan kaca jendela, dan menghancurkan salah satu dinding rumahnya.
"(Gempa) itu sangat kuat. Ini adalah pertama kalinya kami mengalami hal seperti itu. Ini mengerikan," kata Daeng.
Gempa lain berkekuatan 6,5 SR melanda Pulau Samar, Filipina pada Selasa sore. Berdasarkan informasi awal, gempa tersebut merusak infrastruktur, properti komersial, dan perumahan. Gempa juga terasa kuat di kawasan bisnis Manila sehingga menyebabkan perkantoran harus mengevakuasi karyawannya.