REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh menyatakan Amerika Serikat membuat kesalahan fatal dengan mempolitisasi minyak dan menjadikannya sebagai senjata.
"Amerika membuat kesalahan fatal melalui politisasi minyak dan menjadikannya senjata di tengah melemahnya pasar," kata Zanganeh, menurut kantor berita IRNA.
Harga minyak pada Selasa (23/4) menyentuh level tertinggi sejak November, setelah Washington mengumumkan semua keringanan atas sanksi impor minyak Iran akan berakhir pekan depan. Langkah tersebut menekan para pengimpor untuk menghentikan pembelian minyak dari Teheran dan semakin memperketat pasokan global.
Zanganeh mengancam bahwa Amerika Serikat tidak akan mampu mengurangi ekspor minyak Iran hingga ke level nol.
"Dengan kekuatan yang kami miliki, kami akan berupaya mematahkan sanksi Amerika," kata Zanganeh di parlemen, menurut Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA).
Amerika Serikat pada Senin meminta agar negara pembeli minyak Iran menghentikan pembelian mulai 1 Mei atau menghadapi sanksi.