Rabu 24 Apr 2019 14:00 WIB

Bayi Berpotensi Meninggal karena Praktik Tidur yang Buruk

Praktik tidur yang buruk dapat membuat bayi sulit bernafas

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Christiyaningsih
Bayi tidur
Foto: pixabay
Bayi tidur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi dapat tidur lebih nyenyak dengan meringkuk bersama orang tua mereka di tempat tidur. Tetapi hal itu ternyata menempatkan bayi pada risiko kematian yang lebih besar.

Penelitian yang diterbitkan Senin (21/4) dalam jurnal Pediatrics, menemukan meninggal karena lemas adalah penyebab utama kematian pada bayi berusia di bawah satu tahun di Amerika Serikat (AS). Sebanyak 82 persen dari tragedi ini terjadi di tempat tidur.

Baca Juga

“Memahami keadaan dalam kematian ini dapat menginformasikan strategi pencegahan,” kata penelitian itu dilansir Today, Rabu (24/4).

Sebanyak 14 persen dari semua kasus kematian bayi mendadak yang tidak terduga di rentang 2011-2014 diklasifikasikan sebagai meninggal karena lemas. Kasus-kasus yang tersisa diklasifikasikan sebagai ‘tidak dapat dijelaskan’.

Tempat tidur empuk menyumbang jumlah terbesar kematian akibat lemas (69 persen), diikuti dengan karpet (19 persen), dan ganjalan (12 persen).

Para peneliti menemukan dua karakteristik umum dalam tiga kategori tadi adalah bayi tertidur tertelungkup atau miring ke samping dan mereka tidur di tempat tidur dewasa. Penulis laporan itu menekankan kematian karena cedera yang tidak disengaja, seperti yang dikategorikan meninggal karena lemas dalam penelitian mereka, dapat dicegah dengan mengikuti praktik tidur bayi yang aman.

“Posisi paling aman bagi bayi untuk tidur adalah berbaring, di atas permukaan tidur yang tidak dibagi, di boks bayi, dan tanpa tempat tidur empuk (misalnya selimut, bantal, dan benda lunak lainnya) di area tidur mereka,” ujarnya.

Sekitar setengah dari peristiwa ini terjadi di tempat tidur dewasa. Sementara 27 persen terjadi di tempat tidur bayi.

Dalam hampir semua kasus, bayi-bayi itu ditemukan tertidur tertelungkup atau menghadap ke samping. Sebagian besar kasus melibatkan satu atau lebih selimut yang menghalangi jalan napas bayi. Usia rata-rata kematian dalam kasus ini adalah tiga bulan.

Sebanyak 71 persen dari sesak napas juga terjadi di tempat tidur orang dewasa dengan separuh bayi tidur dalam keadaan tertelungkup atau menghadap ke samping. Sebagian besar kematian itu disebabkan oleh kompresi leher atau dada daripada sumbatan hidung dan mulut bayi. Usia rata-rata kematian adalah dua bulan.

Selain itu, kasus bayi terjepit ada sebanyak 45 kasus. Sebagian kasus terjadi karena bayi terjebak di antara kasur dan dinding atau antara kasur dan bingkai tempat tidur. Usia rata-rata kematian dalam kasus ini adalah enam bulan.

Kasus meninggal karena lemas dan tercekik di tempat tidur telah meningkat. Dari enam kematian untuk setiap 100 ribu kelahiran hidup pada 1999 menjadi 23 kematian pada 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement