Jumat 26 Apr 2019 04:24 WIB

Diberi Azab, Firaun dan Pengikutnya Tetap Ingkar

Setelah siksa diangkat, mereka kembali ingkar kepada Allah.

Red: Agung Sasongko
Mesir: Sungai Nil dari Lembah Raja-raja (Dasar) hingga ke Kairo dan Alexandria. Titik-titik cahaya bagian kanan memperlihan Gaza, Israel, Suriah dan Joran di potongan barat Mediteran
Foto: Lights of Mankind: Earth at From Space/NASA
Mesir: Sungai Nil dari Lembah Raja-raja (Dasar) hingga ke Kairo dan Alexandria. Titik-titik cahaya bagian kanan memperlihan Gaza, Israel, Suriah dan Joran di potongan barat Mediteran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peradaban Nil terancam. Sungainya tak mau lagi mengalirkan air. Negeri Firaun dilanda kekeringan. Rakyatnya kelaparan dan jatuh miskin. Apa yang terjadi, sementara Nabi Musa berada di tengah mereka. Bukan meminta mukjizat Musa, mereka justru menganggap sang nabiyullah penyebab kesialan mereka hingga Nil tiba-tiba mengering.

Sungai terpanjang di dunia itu memang bukan tanpa sebab tiba-tiba tak lagi berair. Kisah bermula ketika Musa meminta Firaun melepaskan perbudakan Bani Israil dan mengizinkan mereka untuk ikut bersamanya pindah dari negeri Mesir.

Namun, Firaun tak menanggapi. Ia justru kemudian mengumpulkan rakyatnya dalam sebuah pertemuan besar. Seluruh warganya diundang, termasuk anak-anak. Pun, Bani Israil. Mereka membanjiri pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan agung itu, Firaun berseru kepada seluruh rakyatnya, "Akulah tuan kalian, aku menyediakan semua kebutuhan kalian. Lihatlah Musa, ia tak memiliki emas. Ia hanyalah orang miskin," kata Firaun.