Sabtu 27 Apr 2019 12:28 WIB

AS Jatuhkan Sanksi kepada Menlu Venezuela

AS tidak mengakui pemerintahan Maduro di Venezuela.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro saat peringatan Angostura Discour Bicentennial di Ciudad Bolivar, Venezuela (15/2).
Foto: EPA
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro saat peringatan Angostura Discour Bicentennial di Ciudad Bolivar, Venezuela (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, Jumat (26/4). Mereka menyatakan akan mengejar orang-orang yang berada dalam pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro karena korupsi.

"Amerika Serikat tidak akan tinggal diam dan menyaksikan rezim Maduro yang tidak sah menyengsarakan kesejahteraan, kemanusiaan, dan hak atas demokrasi rakyat Venezuela," kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Departemen Keuangan menyatakan, Arreaza dan seorang hakim di Pengadilan Banding untuk Caracas, Carol Padilla, menjadi sasaran dalam putaran terbaru sanksi AS. Hal itu diterapkan atas dasar krisis yang terjadi di Venezuela.

Dilansir Aljazirah, sanksi itu akan membekukan aset yang dimiliki Arreaza dan Padilla yang mereka miliki di AS. Selain itu, sanksi juga melarang warga negara dan lembaga AS membuat kesepakatan keuangan dengan keduanya.

Washington menyalahkan Maduro atas keruntuhan ekonomi negara dan merusak demokrasi. Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido sebagai presiden sementara negara tersebut. Mereka juga telah meminta Maduro untuk mundur.

"Departemen Keuangan AS akan terus menargetkan orang dalam Maduro yang korup, termasuk mereka yang ditugaskan untuk melakukan diplomasi dan melaksanakan keadilan atas nama rezim tidak sah ini," ucap Mnuchin.

Kementerian luar negeri Venezuela menolak sanksi yang diberikan AS. Mereka menyebutnya sebagai unilateral dan ilegal.

"Dengan langkah-langkah baru ini, pemerintahan Trump berusaha membungkam suara Venezuela di dunia," kata kementerian luar negeri tersebut.

Dari awal AS mengakui kepemimpinan Guaido, Arreaza sering mengunjungi AS khususnya ke Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, di mana ia telah melobi negara-negara untuk memberikan dukungan untuk Maduro.

Ia menikah dengan putri tertua Hugo Chavez, mantan presiden Venezuela yang meninggal pada 2013 karena kanker. Tidak jelas apakah sanksi akan mempengaruhi perjalanannya ke PBB.

Arreaza telah berbicara di pertemuan Dewan Keamanan PBB di Venezuela, dan mengadakan konferensi pers yang cukup panjang. Pada Kamis, ia berbicara dalam pertemuan Majelis Umum 193 negara anggota PBB tentang multilateralisme.

Ia bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres pada Rabu, dan membahas situasi kemanusiaan di negara itu. Arreaza juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif di New York pada Rabu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement