REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kerajaan Thailand menyatakan Yang Mulia Raja Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun (66 tahun) resmi mengumumkan pernikahannya dengan Jenderal Suthida Vajiralongkorn na Ayudhya, yang kini sudah diberi nama sebagai Ratu Suthida.
Pernikahannya sejalan dengan hukum dan tradisi kerajaan. Ratu Suthida selanjutnya berhak atas semua manfaat pangkat dan status keluarga kerajaan.
Menurut berita pada televisi istana, dilansir Bangkok News, penobatan pernikahan kerajaan berlangsung di Aula Tahornsathan Ampornsathan di Istana Dusit pada pukul 16.32 waktu setempat. Setelah pengumuman kerajaan dibacakan, Ratu Suthida memberikan bunga kepada Yang Mulia yang menganugerahkan air kerajaan dan daun keberuntungan untuk disisipkan di atas telinganya
Raja juga memberikan dekorasi kerajaan tertinggi pada masa pemerintahannya. Tayangan pernikahan raja dan ratu tersebut ditayangkan dalam segmen Royal News yang disiarkan di seluruh saluran televisi Thailand.
Selanjutnya, Kepala distrik Dusit membawa surat nikah untuk ditandatangani oleh pasangan kerajaan. Yang Mulia Putri Maha Chakri Sirindhorn, Presiden Dewan Penasihat, dan negarawan Jenderal Prem Tinsulanonda kemudian menandatangani sebagai saksi.
Vajiralongkorn sebelumnya telah menikah dan bercerai tiga kali. Ia memiliki tujuh anak.
Vajiralongkorn dikenal dengan gelar Raja Rama X. Ia menjadi raja konstitusional Thailand setelah kematian ayahnya yang dihormati, Raja Bhumibol Adulyadej pada Oktober 2016 setelah 70 tahun di atas takhta.
Pada 2014, Vajiralongkorn menunjuk Suthida Tidjai, mantan pramugari Thai Airways sebagai wakil komandan unit pengawalnya. Beberapa pengamat kerajaan dan media asing mengaitkan Suthida memiliki kisah romantis dengan raja, namun istana sebelumnya tidak pernah mengakui hubungan di antara mereka.
Raja menjadikan Suthida sebagai jenderal penuh pada Desember 2016 dan wakil komandan pengawal pribadi raja pada 2017. Ia juga menjadikannya seorang Thanpuying (gelar kerajaan yang berarti Lady).
Raja naik takhta setelah kematian ayahnya. Penobatan resminya mengikuti periode berkabung untuk Raja Bhumibol. Ia dikremasi setahun setelah kematiannya. Dia akan secara resmi dimahkotai dalam upacara Buddha dan Brahmana yang rumit pada Sabtu. Selanjutnya, diikuti oleh prosesi di hari berikutnya.