REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Raja Thailand Maha Vajiralongkorn pada Sabtu (4/5) merampungkan upacara-upacara sesuai tradisi Budha dan Brahmana untuk secara simbolik mengubah dirinya menjadi dewa yang hidup. Upacara penobatan Raja Vajiralongkorn, 66 tahun, berlangsung di dalam Balairung Istana Agung di Bangkok setelah masa berkabung resmi berakhir untuk ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, yang mangkat pada Oktober 2016.
Raja Vajiralongkorn didampingi Ratu Suthida, yang status ratunya diumumkan tiga hari sebelum penobatan raja. Sebelumnya, Raja Vajiralongkorn telah menikah tiga kali dan semua pernikahannya berakhir dengan perceraian.
Penobatannya berlangsung di tengah-tengah suasana yang tak menentu akibat pertarungan politik yang belum terselesaikan antara kubu ketua junta militer dan front demokrasi yang berusaha mendesak tentara ke luar dari gelanggang politik "Saya akan terus melestarikan, dan membangun legasi kerajaan dan akan memerintah dengan kebenaran bagi keuntungan dan kebahagiaan rakyat selamanya," kata Vajiralongkorn dalam pernyataan kerajaan pertamanya.
Secara tradisi, pernyataan diucapkan setelah seorang raja dinobatkan, berfungsi menangkap esensi dari pemerintahannya. Pernyataan raja itu serupa dengan apa yang disampaikan ayahnya.