REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penny Mordaunt menjadi perempuan pertama yang menjadi menteri pertahanan Inggris. Ia mendapatkan posisi itu setelah Gavin Williamson dipecat Perdana Menteri Theresa May.
Dua tahun yang lalu ia memang sempat dinominasikan untuk menteri pertahanan tapi kalah dari Michale Fallon yang akhirnya digantikan Williamson. Berdasarkan latar belakangnya jabatan itu lebih cocok untuk Mordunt dibandingkan jabatan sebelumnya sebagai menteri pembangunan internasional.
Dilansir di the Guardian, Kamis (1/5) Mordaunt adalah anggotapasukan cadangan Angkatan Laut Inggris, mantan menteri untuk angkatan bersenjata, dan anggota parlemen dari Portsmouth. Dia seorang pendukung Brexit yang cukup gigih.
Ia juga salah satu pejabat yang mempromosikan Brexit. Tapi dia juga loyal pada May saat perdana menteri menghadapi perlawanan di Parlemen. Gayanya yang lantang tidak selalu menguntungkan Mordaunt. Ia pernah diserang mantan perdana menteri David Cameron.
Cameron menuduh Mordaunt membuat 'klaim yang sangat menyesatkan' selama kampanye referendum. Mordaunt mengatakan Inggris tidak akan memveto Turki bergabung dengan Uni Eropa.
"Saya tidak berpikir Uni Eropa akan tetap mempertahankan Turki di luar, saya pikir mereka akan bergabung, saya pikir krisis imigran mendorong hal itu," kata Mordaunt saat itu.
Mordaunt berhasil menghindari kesalahan besar sejak bergabung dengan kabinet May untuk menggantikan Priti Patel. Dua pekan setelah Williamson menggantikan Fallon.
Ia salah satu kuda hitam di Partai Konservatif. Pendukung Brexit yang tidak masuk dalam kelompok Boris Johnson atau Michael Gove. Ia berkampanye untuk Andrea Leadsom yang kini ketua House of Commons.
Mordaunt berasal dari keluarga tentara. Ayahnya anggota pasukan parasut yang ia singgung dalam pidatonya di parlemen.
Rekan-rekannya mengenalnya sebagai orang yang sedikit nakal. Mordaunt mengaku ia sengaja menyinggung kesejahteraan unggas dalam pidatonya di parlemen hanya agar dapat mengatakan kata 'cock' di House of Commons.