REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk tenang dan mengedepankan perdamaian dalam menyikapi hasil Pemilu 2019 yang saat ini memasuki tahapan rekapitulasi penghitungan hasil perolehan suara di tingkat provinsi.
"Sekarang sedang dilakukan perhitungan suara, serahkan dan percayakan kepada KPU. Kita berdoa saja, memohon kepada Allah untuk diberikan pemimpin yang baik," kata Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji di Semarang, Rabu.
MUI Jateng juga meminta masyarakat tidak membuat gaduh ataupun menambah panas situasi pascapenyelenggaraan Pemilu pada 17 April 2019.
"Tidak perlu ada ramai-ramai, apalagi ini bulan Ramadhan, mari kita khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa, sejukkan suasana, lupakan pemilu kemarin," ujarnya.
Pada Bulan Suci Ramadhan, lanjut dia, mari saling memaafkan kesalahan antarmasyarakat yang sempat memanas saat Pemilu 2019.
"Kesalahan tidak ada lagi, yang ada ampunan dan kasih sayang. Pemilu kemarin sudah selesai, mari bersalam salaman, tidak ada marah marahan, rukun kembali," tuturnya.
Khusus kepada penceramah di masjid-masjid, MUI Jateng meminta agar tidak menyampaikan tausiyah yang bersifat negatif, menyinggung politik, serta mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Lebih baik memberikan motivasi kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan ibadahnya, berikan ceramah yang menyejukkan, tidak saling membenci dan menjelekkan satu sama lain," ujarnya.