REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengunjungi kediaman petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pemilu 2019 yang meninggal dunia, M Napis di Jalan Swadaya, Jakarta. Nila mengaku, kedatangannya ke salah satu rumah korban hari ini karena ingin mengetahui situasi sebenarnya. "Apalagi ini ramai dibicarakan masyarakat," ujarnya saat ditemui wartawan usai berkunjung ke kediaman almarhum, di Jakarta, Rabu (15/5).
Ia juga sengaja berkunjung untuk menanyakan lebih detil penyebab kematian M Napis kepada keluarganya. Kemudian, dia melanjutkan, istri mendiang menceritakan kepadanya bahwa korban ternyata memiliki riwayat penyakit kencing manis (diabetes mellitus/DM) namun tetap bekerja berat dengan sukarela sejak pencoblosan hingga pagi keesokan harinya Kamis (18/4). Kondisi korban, dia melanjutkan, kemudian batuk-batuk tetapi masih melanjutkan pekerjaannya.
Ternyata, takdir berkata lain dan korban menghembuskan napas terakhir. "Bapak adalah pejuang untuk bangsa dan negara kita," ujarnya.
Ia mengaku berduka cita atas kejadian ini dan prihatin dengan banyaknya petugas KPPS yang berjatuhan. Karena itu, dia melanjutkan, setelah diketahui banyak petugas KPPS yang meninggal dunia maka dirjen pelayanan kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengirimkan surat edaran ke seluruh dinas kesehatan termasuk Jakarta untuk membuat laporan yang meninggal dalam tugas pemilu.
Sebelumnya Kemenkes telah melakukan pendataan petugas pemilihan umum (pemilu) 2019 yang meninggal di 24 provinsi. Hasilnya diketahui sebanyak 498 jiwa yang meninggal dunia. Data tersebut diterima Kemenkes kemarin, Senin (13/5) berdasarkan laporan dari setiap dinas kesehatan.
Pendataan dilakukan atas koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten. Dari 498 jiwa itu, di DKI Jakarta 18 jiwa, Jawa Barat 177 jiwa, Jawa Tengah 44 jiwa, Jawa Timur 82 jiwa, Banten 29 jiwa, Bengkulu tujuh jiwa, Kepulauan Riau empat jiwa, Bali dua jiwa, Kalimantan Tengah enam jiwa, Kalimantan Timur enam jiwa, Sumatera Barat satu jiwa, Gorontalo tidak ada, Kalimantan Selatan delapan jiwa, NTB tujuh jiwa, Sulawesi Utara dua jiwa.
Selanjutnya di Lampung 23 jiwa, Sumatra Selatan 25 jiwa, Jambi enam jiwa, Sulawesi Tenggara enam jiwa, Maluku Utara tidak ada, Maluku dua jiwa, Yogyakarta 10 jiwa, Riau tujuh jiwa, Kalimantan Barat 26 jiwa. Dari 24 provinsi, diketahui lokasi meninggalnya petugas Pemilu di rumah sakit sebanyak 61 jiwa, dan di luar rumah sakit sebanyak 95 jiwa. Sementara itu masih ada 342 jiwa yang masih dalam proses inventarisir oleh dinas kesehatan dan rumah sakit di masing-masing provinsi terkait lokasi meninggalnya.