REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, merespons perbedaan angka klaim kemenangan Prabowo-Sandiaga di internal BPN. Jika dulu mengklaim kemenangan 62 persen, sekarang 54 persen.
Menurut Fadli menilai, perbedaan itu tidak terlepas dari proses penghitungan yang masih berjalan.
"Itu kan proses ya kan, pada saat itu kan seperti proses jadi kemudian apa yg terdata, kemudian diverifikasi dari data yang masuk menjadi sekian persen yang ditemukan 54 persen ya oleh BPN itu," kata Fadli
Lagipula, jelas Fadli, angka 62 persen yang disampaikan oleh Prabowo pada saat mendeklarasikan kemenangan pada 17 April 2019 lalu bukanlah angka final. Sehingga menurutnya wajar jika angka tersebut mengalami perubahan.
Untuk mengingatkan, calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut bahwa dirinya telah unggul 62 persen berdasarkan hasil hitungan dari 320 ribu tempat pemungutan suara (TPS).
Ia juga mengaku sudah diyakinkan oleh ahli-ahli statistik bahwa angka tersebut tidak akan berubah banyak. Bahkan sesaat setelah mengumumkan hal tersebut dirinya langsung sujud syukur di halaman kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta.
Sementara pada forum ekspose kecurangan pemilu 2019 yang digelar BPN di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, selasa (14/5) kemarin, Anggota Dewan Pakar BPN Prabowo-Sandiaga, Laode Kamaluddin, mengungkapkan bahwa hasilnya Prabowo-Sandiaga unggul atas pasangan 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Data tanpa kecurangan yang kita miliki pada jam 12 hari ini, posisi kita 54,24 persen atau 48.657.483 suara. Sedangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperoleh 44,24 persen atau 39.599.832 suara," kata Laode di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5).
Laode menjelaskan posisi tersebut diambil dari total TPS 444.976 TPS atau sekitar 54,91 persen. Menurutnya, angka tersebut sudah valid. "Jadi yang selama ini yang menanyakan datanya, ini datanya, ini hasilnya pasangan Prabowo-Sandi unggul," ujar Laode.