REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko membantah pemerintah akan mengerahkan penembak jitu guna mengamankan aksi massa 22 Mei nanti. Dia menegaskan, isu yang menyebutkan sebaliknya adalah tidak benar.

"Saya ingin tegaskan, tidak ada sniper! Jadi supaya paham agar tidak digulung jadi berita yang merugikan pemerintah. Saya katakan dgn tegas, tidak ada sniper," kata Moeldoko di Jakarta, Sabtu (18/5).

Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu mengatakan, ada pihak yang mencoba membangun opini publik jika pemerintah akan mengerahkan penembak jitu. Dia mengatakan, opini sengaja dibangun sehingga saat ada tembakan saat aksi berlangsung, meskipun bukan dari aparat, akan diisukan berasal dari penegak hukum. 

"Nanti dinyatakan bahwa aparat keamanan menembak, sniper menembak," katanya.

Mantan Panglima TNI itu mengungkapkan, aparat memiliki standar operasional prosedur dalam mengawal aksi massa. Dia mnegatakan, personel keamanan diharuskan bertindak cepat, tepat dan juga manusiawi.

"Kita membangun sebuah upaya-upaya cara bertindak yang tepat sehingga nanti kita semua berharap masyarakat tenang, TNI-Polri siap," kata Moeldoko lagi.

Sebelumnya, Moeldoko mengimbau agar seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak perlu berbondong-bondong ke sebuah tempat titik berkumpul. Dia mengungkapkan, ada upaya sistematis jika terjadi pengumpulan massa berkaitan dengan penetapan rekapitulasi pemilu oleh sekelompok tertentu.

"Ini harus dipahami betul oleh semua pihak, rencana ini bukan main-main tapi sungguhan," kata Moeldoko.

Ikuti Whatsapp Channel Republika