REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naskah Arab kuno memujinya sebagai Permata dari Timur. Sementara, orang-orang Eropa menyebutnya Tanah Para Saintis. Kota megah nan indah itu sama tuanya dengan Romawi, Athena, dan Babilonia. Tanah legenda yang tahun ini berusia 2.758 tahun itu bernama Samarkand.
Inilah salah satu kota tertua di wilayah Transaksonia (Asia Tengah) di samping Bukhara. Kota ini terletak sekitar 275 km di sebelah barat daya Tashkent, Ibu Kota Uzbekistan, di lembah Sungai Zarafshan yang subur.
Pada 329 SM, Iskandar Agung menaklukkan kota itu dan menamainya Maracanda. Dua abad kemudian, Samarkand menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Himyar. Pada abad ke-6 M, Samarkand jatuh ke dalam kekuasaan Kerajaan Turki.
Samarkand memasuki babak baru ketika Islam menaklukkan wilayah itu pada abad ke-8 M. Pada 1220, Samarkand takluk di tangan Jengis Khan dari Mongol. Kemudian, kota ini berturut-turut dikuasai oleh bangsa Uzbek (1500), menjadi bagian dari keemiran Bukhara hingga 1920 dan Uni Soviet hingga 1991.
Sebagai kota yang pernah menjadi pusat peradaban Islam, Samarkand melahirkan banyak ulama terkenal, seperti Abu Mansur Muhammad al-Maturidi dan Abdul-Ma’ali al-Juwaini. Kota ini pun mewariskan peninggalan berupa bangunan- bangunan bersejarah, di antaranya, Masjid Bibi Khanum, Mausoleum Timur Lenk, Madrasah Ulugh Beg.
Masjid Bibi Khanum
Inilah salah satu bangunan paling bersejarah di Asia Tengah. Ia dibangun pada 1399-1404 oleh Timur Lenk, keturunan Jengis Khan yang menguasai wilayah Transaksonia pada abad ke- 14. Nama masjid ini diambil dari nama istri Timur Lenk. Konon, sang permaisuri adalah sosok wanita yang cerdas sekaligus bijaksana.
Tak heran, Timur Lenk sebagai pemimpin negara tak segan meminta saran dan nasihat dari sang istri. Itu pula yang membuatnya dijuluki Wanita Agung atau Bibi Khanum. Masjid ini secara khusus dipersembahkan Timur Lenk untuk belahan jiwanya ini.
Sayangnya, akibat gempa bumi, Masjid Bibi Khanum kini tak utuh lagi. Bangunan yang ada kini hanya sepertiga dari bangunan asli. Pemerintah Soviet pernah merenovasi masjid ini pada 1974. Pada 1990-an, giliran Pemerintah Uzbekistan merenovasi masjid ini. Hasilnya, Masjid Bibi Khanum kembali tampil indah dan megah. n
Madrasah Ulugh Beg
Selain ulama, Samarkand juga melahirkan banyak ilmuwan. Salah satunya Ulugh Beg yang pakar di bidang astronomi dan ma tematika. Selain observatorium, Ulugh Beg juga memberi peninggalan berupa kompleks ma drasah yang dibangun pada 1417-1421. Tak hanya megah, kompleks madrasah ini juga sangat indah. Bahkan, sebagian kalangan melukiskannya sebagai lebih indah dari Piazza San Marco di Venesia.
Institusi pendidikan ini dioperasikan sebagai lembaga pendidikan sampai akhir abad ke-17. Ada tiga bangunan utama yang ada di kompleks madrasah itu. Selain Madrasah Ulugh Beg, ada pula Madrasah Shir Dar yang dibangun pada 1619- 1635, dan Madrasah Tilla Kari yang dibangun pada 1646-1659. n
Mausoleum Timur Lenk
Mausoleum merupakan makam berbentuk monumen yang dibangun untuk memakamkan sekaligus menghormati dan me nge nang kebesaran se orang tokoh, seperti khalifah, sultan, sultan, para pahlawan Muslim, serta ulama terke muka.
Salah satu mausoleum peninggalan Islam itu adalah Mau soleum Timur Lenk di Samarkand. Makam penguasa Di nasti Timurid itu didirikan pada 1403 M. Bangunan itu berbentuk lonjong dengan kubah bergaris-garis di bagian luarnya. Tinggi bangunan mausoleum itu mencapai 111 kaki sedangkan bagian luar nya terdapat pagar yang menggambarkan arsitektur Is lami pada masa kejayaan Islam.