Jumat 24 May 2019 12:57 WIB

Pertemuan Jokowi-Prabowo Perlu Segera Dilakukan

Pertemuan Jokowi-Prabowo diperlukan untuk mencairkan suasana

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.
Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai pertemuan antara calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto perlu segera dilakukan. Adi menilai pertemuan tersebut diperlukan untuk mencairkan suasana.

"Ini keadaan belum kondusif salah satunya karena kedua tokoh itu belum ketemu," kata Adi saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/5).

Baca Juga

Ia menilai pertemuan Jokowi dan Prabowo tersebut akan dimaknai secara simbolik sebagai penanda rekonsiliasi. "(Pertemuan) segera dilakukan tanpa harus nunggu putusan MK. Kelamaan karena di bawah butuh suasana adem biar kondusif," ujarnya.

Selain itu, dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah itu juga menyarankan agar sebaiknya inisiatif pertemuan dimulai dari pemenang sehingga 'marwah' kubu yang kalah tetap terjaga. "Dimulai dari pemenang," ucapnya.

Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara (Jubir) BPN Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo tidak menutup diri dengan ajakan silaturahmi dari pihak manapun. Ia pun mempersilakan Jokowi jika ingin bertemu.

"Kalau bertemu, ya, silakan Pak Prabowo terbuka ini kan rumah terbuka kapan saja dan Pak Jokowi juga tahu nomor telepon Pak Prabowo dan sebagainya," kata Dahnil di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Kamis (23/5) malam.

Hanya saja, Dahnil menambahkan, Prabowo tidak ingin pertemuan tersebut dilakukan hanya untuk sekadar formalitas persepsi politik semata. Sebab, Prabowo tidak ingin berkompromi dengan adanya temuan dugaan kecurangan dan ketidakadilan, seperti dugaan keterlibatan aparat dan ASN.

Bagi Prabowo-Sandiaga, ia mengatakan, Pemilu bukan hanya soal menang dan kalah. "Ini tentang kualitas demokrasi," ujarnya.

Ia juga menilai yang perlu menginisiasi pertemuan tersebut adalah Jokowi. Sebab, menurutnya, Prabowo jauh lebih senior ketimbang Jokowi. "Saya pikir, tergantunglah silaturahmi silakan, pintu ini terbuka," tuturnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement