REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pembina Nusantara Foundation, Tamsil Linrung menyebut pemeluk agama Islam di Amerika Serikat (AS) terus mengalami peningkatan. Menurutnya, setiap tahunnya tak kurang dari 20 ribu orang menjadi mualaf.
"Karena itu kita perlu menfasilitasi untuk menyambut mereka yang masuk islam," ujar Tamsil dalam acara 'Buka Puasa Bersama dan Malam Silaturrahim Nusantara' di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (24/5).
Menurutnya, di Indonesia sudah banyak sekolah internasional yang di gagas negara-negara maju. Karena itu, kata Tamsil, Indonesia juga seharusnya dapat mendirikan sekolah bertaraf internasional di negara adidaya sekalipun.
Tamsil yang juga saat ini menjabat sebagai anggota DPRD RI menceritakan, sepanjang jalan dari kediamannya di Bintaro, Jakarta Selatan, menuju Senayan banyak sekolah internasional misalnya Jakarta Intercultural School (JIS) dengan kurikulum Amerika hingga ACG internasional School.
Dia menjelaskan, sudah saatnya Indonesia berkembang di negara-negara maju. "Kenapa tidak ada sekolah internasional di sana di AS," ujarnya.
Menurutnya, AS menjadi permulaan yang tepat bagi Indonesia untuk mendunia. Sebab, di negara yang dipimpin Donald Trump itu, Indonesia memiliki sosok yang berpengaruh yakni Imam Besar New York, Amerika Serikat, Imam Shamsi Ali.
"Posisi saya hanya untuk men-support (Shamsi Ali), agar mewujudkan gagasanya untuk membuat Pesantren Nur Inka Nusantara Madani," ungkapnya.
Selanjutnya, kabar baik datang. Tak lama kemudian, sekitar tahun 20018, Shamsi Ali mendapat lahan untuk dibebaskan di Amerika, seluas kurang lebih 7,4 hektar yang berlokasi di sebuah kota bernama Moodus, negara bagian Connecticut, Amerika Serikat.
Ke depannya, kata Tamsil, akan terus mendukung langkah Shamsi Ali untuk pembinaan agama Islam di AS melalui pondok tersebut. "Mudah-mudahan dengan lahirnya pesantren besar ini bisa membanggakan. Jika kita nanti ke Amerika kita juga bisa kesana," terangnya.