REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Stasiun Geofisika, BMKG Mataram, Agus Riyanto, mengatakan berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Agung periode pengamatan Ahad (26/5) pukul 06.00 WITA sampai 12.00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Agung berada pada level III atau siaga. Agus menyampaikan kondisi gunung jelas hingga kabut 0-III, di mana asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 80-300 m di atas puncak kawah.
"Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung," ujar Agung di Mataram, NTB, Ahad (26/5).
Agus mengatakan zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual. Agus mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Untuk Lombok, kata Agus, akan terdampak erupsi Gunung Agung tergantung sebaran abu. Hingga saat ini belum terdapat sebaran abu ke Lombok.
"Dampaknya dengan NTB adalah sebaran abu jika ada erupsi arahnya ke mana sesuai pergerakan arah dan kecepatan angin saat terjadi erupsi. Jika mengarah ke Bandara Internasional Lombok tentu bandara akan ditutup," kata Agus.
General Manager Bandara Internasional Lombok Jati Nugroho mengatakan hingga saat ini operasional bandara masih berjalan seperti biasanya dan belum ada dampak dari erupsi Gunung Agung. "Operasional Bandara Internasional Lombok tetap normal, tapi kami tetap waspada," kata Jati.
Sebelumnya, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali kembali erupsi pada Jumat (24/5) pukul 19.23 WITA.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pos pengamatan Gunung Agung di Rendang milik PVMBG mencatat erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sekitar 4 menit 30 detik. Sutopo menyampaikan erupsi disertai suara gemuruh sedang hingga kuat yang terdenar di pos pengamatan.
"Erupsi juga disertai lontaran batu/lava pijar sejauh 2,5 km hingga 3 km ke sehala arah. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Sebaran abu vulkanik dan pasir mengarah ke Selatan," ucap Sutopo.
Kata Sutopo, BPBD melaporkan hujan abu dan pasir terjadi di beberapa desa seperti Desa Pempatan, Desa Besakih, Desa Menanga, Desa Sebudi, Desa Muncan, Desa Amerta Bhuana, Desa Nongan, Desa Rendang. BPBD Bangli melaporkan hujan abu turun dengan intesitas tebal di Kecamatan Tembuku, Kecamatan Bangli, dan Kecamatan Susut.
"Status Gunung Agung tetap Siaga (level III) dengan rekomendasi masyarakat/pendaki dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari puncak," kata Sutopo.
Sutopo menyampaikan jarak antara puncak Gunung Agung dengan Bandara Internasional IGK Ngurah Rai jauh, yaitu sekitar 70 km sehingga bandara aman.
"Hingga saat ini Bandara Internasional IGK Ngurah Rai tetap beroperasi normal. Aktivitas masyarakat juga tetap berjalan normal dan Bali aman. Masyarakat diimbau selalu waspada dan ikuti semua rekomendasi PVMBG. Belum perlu ada pengungsian karena permukiman masih berada di zona aman," ungkap Sutopo.