Senin 27 May 2019 07:37 WIB

'Surga' Makanan Bernama Pasar Benhil

Pasar ini bisa dinikmati mulai pukul 11.00 WIB hingga 19.00 WIB selama bulan puasa.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Jumat (18/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Jumat (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Aroma ikan bakar begitu tercium ketika memasuki tenda yang berbentuk huruf L tersebut. Warna-warni aneka kue basah juga menarik perhatian mata ketika berjalan menyusuri area tersebut.

Kerumunan orang terlihat di setiap meja belasan pedagang yang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman. Jika menginginkan makanan ringan, seperti dadar gulung, klepon, lupis, pisang cokelat (piscok), lumpia, onde-onde, risol, misro, combro, atau aneka gorengan lainnya tersedia di sini.

Tidak hanya itu, makanan berat mulai dari gudek, ikan bakar, hingga gulai kepala ikan gurame juga ditawarkan di tempat ini. Namun, tidak perlu khawatir, jika ingin mencari aneka minuman segar, ada pula es buah dan es campur.

Semua jenis makanan dan minuman ini dapat dengan mudah ditemukan di Pasar Takjil Ramadhan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat. Pasar takjil yang hanya beroperasi setiap bulan Ramadhan ini berada persis di sebelah Pasar Benhil.

Pasar Takjil Benhil menjadi ciri khas ketika bulan puasa tiba. Pasar yang sudah beroperasi sekitar 15 tahun ini memang terkenal dengan aneka jajanan nikmat dan hemat yang ditawarkan. Harga aneka jajanan yang dijual pun bervariasi, mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 50 ribu.

Firdha, salah satu pembeli mengatakan, sejak kecil ia selalu mencari takjil atau menu untuk buka puasa selama Ramadhan di pasar ini. Meskipun rumahnya berada di Condet, Jakarta Timur, ia tidak pernah absen untuk mampir membeli takjil di pasar ini.

“Setiap pulang kerja, bakal mampir ke sini dulu buat nyari takjil,” kata perempuan berusia 24 tahun itu.

Menurut perempuan asli Betawi itu, jajanan yang ditawarkan di pasar tersebut memiliki rasa yang pas di lidahnya. Selain itu, harganya pun sangat terjangkau bagi setiap kalangan. Namun, ia menilai, keberadaan pasar takjil ini sudah mengalami banyak perubahan.

Selain lokasinya yang semakin menyempit, beberapa jajanan favoritnya yang dulu mudah ditemukan, kini tidak lagi tersedia di tempat tersebut. “Dulu ada pedagang yang jualan es selendang mayang, makanan khas Betawi. Enak banget. Tapi sekarang sudah enggak ada yang jualan lagi. Saya juga enggak tahu pedagangnya pindah lapak ke mana,” ujar Firdha.

Berbeda dengan Firdha, Maria Gladiolia (27 tahun) mengungkapkan, ia baru pertama kali mencari takjil di Jalan Bendungan Hilir itu. Ia mengaku mengetahui keberadaan Pasar Takjil Benhil dari teman kantornya.

“Dikasih tahu teman. Baru tahu juga kalau ada pasar takjil yang cukup besar dan jual macam-macam makanan yang enak dan murah lagi,” kata perempuan yang akrab disapa Dio itu.

Meskipun tidak menjalani ibadah puasa, Dio menilai, keberadaan pasar takjil ini sangat membantu dirinya. Terutama ketika ia ingin mencari makan malam yang nikmat dan sederhana setelah pulang kerja. Lokasi pasar yang tidak jauh dari kantornya, makin memudahkan dirinya untuk membeli perbekalan di kosan.

“Kadang suka bingung juga kalau mau cari masakan yang sederhana atau jajanan pasar gitu dan di sini lumayan lengkap,” tutur perempuan asal Flores itu.

Sementara itu, seorang pedagang bernama Irmastuti menuturkan, setiap harinya ia harus menyiapkan sekitar 40 kilogram ayam dan ikan. Selama kurang lebih 10 tahun berdagang di Pasar Takjil Benhil, Sari, panggilan akrabnya, memang dikenal sebagai pedagang spesialis masakan ikan dan ayam bakar bumbu padang.

Ikan bakar yang ia sediakan terdiri atas ikan bawal dan gurame. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu per ekor. “Alhamdulillah, setiap hari dagangan selalu habis. Kalaupun enggak, paling cuma sisa tiga sampai empat ekor saja,” tutur perempuan asal Padang, Sumatra Barat, itu.

Sari mengaku, jika sedang tidak berjualan di Pasar Takjil Benhil, ia membuka lapak di dekat rumahnya. Menu yang ditawarkan pun masih sama, yakni ikan dan ayam bakar. “Habis!” teriak sejumlah laki-laki dari meja seberang lapak Sari.

Para pemuda yang berjumlah sekitar lima orang itu merupakan rekan Iden Feriandi, pedagang lainnya yang berada di pasar tersebut. Di atas meja dagangannya, terdapat aneka gorengan dan jajanan pasar lainnya.

Iden menjelaskan, teriakan tadi dilakukan hanya untuk menarik perhatian para pembeli. Ia mengaku, makanan yang paling laris dari dagangannya adalah gorengan, yakni tahu isi, martabak telur, bakwan, serta risoles isi mayones dan daging asap (smoked beef).

Dari banyaknya jenis makanan yang ia tawarkan, sebagian besar merupakan dagangan orang lain yang dititip-jualkan kepada dirinya. Sedangkan sebagian lainnya ia siapkan sendiri bersama rekan-rekannya. “Biasanya menyiapkan dari rumah sekitar jam 03.00 WIB,” ucap laki-laki asal Bogor, Jawa Barat.

Selain ramai pedagang dan pembeli, Pasar Takjil Benhil juga menarik perhatian masyarakat untuk mengabadikan tempat ini melalui rekaman video maupun foto. Keberadaan pasar ini bisa dinikmati setiap hari mulai pukul 11.00 WIB hingga 19.00 WIB selama bulan Ramadhan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement