REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mempertanyakan sejumlah pihak yang mempersoalkan kepergian ketua umumnya Prabowo Subianto ke Dubai, Uni Emirat Arab. Fadli menilai, selama ini Prabowo memang kerap bepergian ke luar negeri dan tidak pernah dirahasiakan.
"Sejak dulu juga biasa seperti itu. Cuma kali ini kok mendapat perhatian yang luar biasa, yang menurut saya agak aneh," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5).
Fadli juga mempersoalkan beredarnya manifes atau daftar penumpang pesawat yang ditumpangi Prabowo dan rombongan ke Dubai. Fadli menilai tak lazim atas beredarnya informasi yang seharusnya rahasia tersebut.
"Pertanyaannya apakah memang manifes keberangkatan seseorang itu boleh dipublikasikan dan apakah boleh imigrasi menyebarluaskan informasi seperti ini," kata Fadli.
"Ini kan urusan privat, bukan urusan kenegaraan, dinas. Jadi menurut saya agak aneh. Ini informasi yang bersifat privat kemudian disebarluaskan sedemikian rupa," ujar Fadli lagi.
Wakil Ketua DPR itu pun menjelaskan bahwa kepergian Prabowo kali ini bukanlah urusan khusus, melainkan untuk bertemu koleganya. Menurutnya, setelah dari Dubai, Prabowo juga akan melanjutkan perjalanan menuju Austria untuk urusan bisnis.
"Ya itu saya kira dalam rangka pertemuan, bisnis. Beberapa waktu lalu juga sempat ke Malaysia, Thailand pasca-Pilpres juga. Pernah ke Brunei juga. Biasa saja. Pak Prabowo itu kan banyak sekali kawan-kawannya," ujarnya.
Sebelumnya, beredar kabar Prabowo Subianto terbang ke Dubai, Uni Emirat Arab menggunakan pesawat carteran dari Bandara Halim Perdana Kusuma menggunakan Private Jet Ambraer 190/ Lineage 1000 noreg : 9HNYC. Selain itu, beredar juga manifest pesawat yang ditumpangi Prabowo bersama sejumlah orang di antaranya, Tedy Arman, Yoriko Fransisko Karundeng, Gibrael Habel Karapang, dua orang warga Rusia Mikhail Davzdov dan Anzhelika Butaeva, satu orang warga Amerika bernama Justin, dan satu orang warga Jerman Mischa Gemermann.