REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Kain batik bermotifkan bunga dan dedaunan dengan penuh kesan klasik terpajang di salah satu sudut Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah. Warnanya didominasi dengan coklat dan hitam, khas kain batik yang kerap dipakai keluarga keraton.
Kain batik tersebut tersimpan dalam wadah kaca. Pencahayaan apik membuatnya tampak menawan dan memikat. Berdasarkan deskripsi yang tertulis pada kertas di sampingnya, kain itu berasal dari Pacitan dengan metode pembuatan tulis.
Deni Pudjianto, pemandu wisata di Museum Batik Pekalongan, menuturkan, kain batik tersebut terbilang spesial. Sebab, mendiang Ibu Negara 2004-2014 Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono lah yang memberikannya kepada museum.
"Sekitar tahun 2007, dihibahkan kepada kami," tuturnya kepada Republika, Ahad (2/6).
Semasa hidupnya, Ani memang dikenal sebagai sosok yang aktif dalam pengembangan dan konservasi batik di sejumlah daerah. Dalam kesehariannya, ia juga kerap terlihat mengenakan batik dengan berbagai motif dan model. Termasuk batik dari Pacitan, tempat lahirnya sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Deni menjelaskan, meski berada di daerah pesisir, Pacitan memiliki motif batik yang mendapatkan pengaruh besar dari batik Keraton. Hal ini dikarenakan lokasi Pacitan yang berada tidak jauh dari Yogyakarta dan Solo.
"Ini sama seperti batik dari Batang dan Tegal," ucapnya.
Batik pemberian Ani kini dipajang tepatnya di ruang pamer kedua Museum Batik. Dengan tema ruangan Batik Nusantara, ruangan ini menghadirkan berbagai motif batik dari sejumlah daerah di Indonesia. Tidak hanya Jawa, juga Sumatera hingga Kalimantan.
Museum Batik sendiri diresmikan oleh SBY pada 12 Juli 2006. Selain kain batik pemberian Ani Yudhoyono, museum ini juga menyimpan hibah dari sejumlah tokoh nasional. Di antaranya SBY, Mantan Wakil Presiden Budiono beserta istri dan kolektor lain.
Museum Batik memperkuat jati diri Kota Pekalongan sebagai Kota Batik. Lokasinya berada di Jalan Jatayu No 3 Panjang Wetan, Pekalongan Utara. Museum ini menempati gedung peninggalan Belanda yang sempat difungsikan sebagai kantor Balai Kota Pekalongan.