Rabu 05 Jun 2019 16:56 WIB

Pertama Kali Lebaran di Tenda Pengungsian

Korban banjir bandang di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah berlebaran di pengungsian

Sejumlah warga berada di dekat tenda pengungsian di Desa Poi, Dolo Selatan, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (29/10/2018).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah warga berada di dekat tenda pengungsian di Desa Poi, Dolo Selatan, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (29/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Korban banjir bandang di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengaku inilah pertama kalinya mereka merayakan Lebaran di tenda pengungsian. Tahun ini, sejumlah warga Sigi terpaksa berhari raya di pengungsian karena permukiman mereka terkubur lumpur dan diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu.

"Meski dalam kondisi atau suasana yang begini, tetapi tetap semangat merayakan Lebaran bersama keluarga dan sahabat di lokasi pengungsi," kata Mirna, seorang warga Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Rabu (5/6).

Baca Juga

Ibu rumah tangga itu menuturkan rumahnya yang berada di dekat daerah aliran sungai sudah hanyut diterjang banjir bandang. Kini, ia bersama suami dan anak-anak serta cucu terpaksa tinggal sementara di tenda pengungsian.

Sekalipun melewati Lebaran di tengah keprihatinan, mereka menuturkan kondisi ini sama sekali tidak mengurangi makna Lebaran. "Yang terpenting adalah tetap tabah menghadapi semua cobaan dari Tuhan," kata dia.

Hal senada juga disampaikan Ririn, salah seorang korban banjir bandang di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan. Di lokasi pengungsian, ia bersama suami dan anak-anak menjalankan waktu puasa dan Lebaran di tenda pengungsi. "Kami bersyukur masih bisa merayakan Lebaran meski di lokasi pengungsian," ungkapnya.

Menurut Ririn, yang paling disyukuri adalah saat banjir bandang mengoyak permukiman penduduk di Desa Bangga, ia dan suami serta anak-anak selamat dari musibah tersebut. Entah berapa lama lagi ia bersama warga lainnya tinggal di lokasi pengungsian hanya berharap mendapat bantuan dari pemerintah dan para relawan.

"Terus terang kami sekarang ini hanya bisa hidup bertahan dari bantuan-bantuan yang disalurkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta serta organisasi masyarakat dan agama," ujarnya. Ririn juga mengatakan tetap semangat merayakan hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement