REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Tim nasional (timnas) Belanda mengalami kemunduran yang cukup parah sejak Piala Dunia 2014 di Brasil. Tim berjuluk Oranye tersebut merupakan semifinalis Piala Dunia 2014 dan finalis Piala Dunia 2010. Namun, sejak menduduki peringkat ketiga pada Piala Dunia 2014, Belanda kehilangan magis di lapangan.
Tim Negeri Kincir Angin tersebut tak lolos Piala Eropa 2016, serta tak ikut dalam gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Sejak Piala Dunia 2014, Belanda memang tak lagi punya pemain bintang baru. Arjen Robben, Robin van Persie, Rafael Van Der Vart, dan Wesley Sneijder tak lagi muda. Belanda kemudian krisis pemain yang jadi rebutan klub-klub besar Eropa.
Namun seusai Piala Dunia 2018, Belanda kembali bangkit. Skuat asuhan Ronald Koeman itu melaju hingga babak final Liga Antarbangsa Eropa. Kompetisi ini memang bukan even utama dalam sepak bola Eropa. Hanya saja kompetisi ini menjadi ajang pembuktian tim-tim Eropa dalam mempersiapkan diri dalam turnamen Piala Eropa 2020.
Ronald Koeman
Belanda juga tidak berada di grup abal-abal. Skuat Oranye menempati Grup 1 yang dihuni juara Piala Dunia 2018, Prancis, dan juara Piala Dunia 2014, Jerman. Bersaing dengan dua tim tersebut membuat posisi Belanda tak diunggulkan.
Tapi, Ronald Koeman mampu membuat para pemain mudanya membuktikan diri sebagai pemain kelas dunia. Nama seperti Matthijs de Ligt, Donny van de Beek, dan Frenkie de Jong menjadi rebutan klub-klub raksasa. Memphis Depay dan Virgil van Dijk pun kini masuk jajaran pemain kelas dunia.
''Dalam beberapa tahun terakhir, ya, ini adalah generasi terbaik. Tapi mereka baru saja mulai, mereka punya talenta hebat,'' kata Koeman dikutip dari the Guardian, Sabtu (8/6).
Maka tak aneh jika dalam babak kualifikasi, Belanda mampu menumbangkan Jerman 3-0 dan Prancis 2-0. De Ligt dkk hanya sekali kali oleh Prancis dengan skor 1-2 dan imbang 2-2 atas Jerman. Kedua hasil itu didapat saat Belanda bermain di kandang lawan. Hasil itu membuat Belanda layak melaju ke semifinal dan bertemu dengan semifinalis Piala Dunia 2018, Inggris.
Lagi-lagi Belanda menunjukkan telah kembali menjadi tim kelas dunia, setelah menundukkan Inggris 3-1. Kemenangan tersebut membuat Belanda lolos ke final untuk berhadapan dengan tuan rumah Portugal, yang merupakan juara Piala Eropa 2016.
Koeman memang menjadi aktor transformasi Belanda sejak mengambil tanggung jawab sebagai pelatih 16 bulan lalu. Ia mampu mengubah mental skuatnya dengan mengembalikan semangat tim ketika dilatih Louis van Gaal pada 2014. Van Gaal bahkan pernah mengatakan kepada para pemainnya jika hanya mengalami cedera, pemain masih bisa bergabung dengan tim nasional, dibanding meminta pemain untuk beristirahat di rumah.
''Saya ingin menciptakan kemurnian dari para pemain, dan juga untuk diri saya. Saat kami memulai Liga Antarbangsa, saya ingin selesaikan fase uji coba. Lalu, harus menjadi sebuah tim dan punya gaya permainan. Tujuan utama kami adalah lolos Piala Eropa 2020. Jalannya dimulai sekarang,'' kata Koeman.
Koeman mengungkapkan, dirinya selalu berada di pusat latihan tim setiap Senin dan Selasa, untuk wawancara, merencanakan, dan menganalisis lawan. Sepekan sekali ia juga melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk melihat pemainnya bermain di liga masing-masing.
Koeman mengaku selalu membawa pemain muda Belanda dengan sistem yang baik. Bahkan, dirinya menuturkan, selalu mengawasi tim nasional Belanda U-17 untuk mencari apakah ada yang bisa dibawa ke tim senior atau tidak. Walaupun memang masih membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk bisa benar-benar membawa pemain belia itu ke tim nasional.
Koeman percaya, Belanda merupakan negara yang selalu menghasilkan pemain muda berbakat. ''Mungkin kami memiliki empat sampai lima pemain muda yang sangat bagus. Tapi kami sedang dalam perjalanan yang baik ke tempat negara ini seharusnya berada,'' ujar Koeman menegaskan.