Selasa 11 Jun 2019 17:03 WIB

Emil Ajak Warga Jabar Jadikan Syawal Perekat Persaudaraan

Emil meminta warga Jabar mencari persamaan bukan perbedaan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersalaman dengan para pejabat dan undangan yang hadir saat Silaturahmi dan Halal Bihalal dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1440 H Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Parkir Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersalaman dengan para pejabat dan undangan yang hadir saat Silaturahmi dan Halal Bihalal dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1440 H Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Parkir Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—  Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan momentum halal bihalal dan silaturahim Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah/2019 Masehi, di area parkir Gedung Sate Bandung, Selasa (11/6), untuk melupakan semua perbedaan dan mencari persamaan.

"Sebab, Syawal menjadi waktu paling tepat guna meningkatkan spiritualitas sekaligus merekatkan persaudaraan dengan sesama umat manusia. Lupakan perbedaan-perbedaan duniawi. Kita cari kesamaan spiritualitas yang menjadikan kita Muslim dan mukmin yang baik," kata Gubernur Emil.

Baca Juga

Dia menyebutkan pesan utama dan terpenting dalam halal bihalal dan silahturahim tersebut adalah persatuan, melupakan perbedaan dan fokus mencari persamaan adalah kunci untuk bersatu dan saling menguatkan. "Jangan hobi mencari perbedaan karena pasti ketemu, carilah persamaan untuk menguatkan ukhuwah," katanya.

Jika dilihat secara sosiologis, kata Emil, pada Ramadhan dan Syawal, setiap individu seharusnya bisa naik kelas.

Dengan kata lain, kualitas hidup individu mesti lebih baik karena telah mampu melewati ujian, khususnya pada Ramadhan.

Selain itu, Emil meminta kepada media untuk menyebarkan informasi-informasi menyejukkan yang dapat mendongkrak motivasi masyarakat dalam merawat persatuan dan kondusivitas di Jawa Barat. "Jawa Barat kita jaga," katanya.

Sementara itu, penceramah kondang asal Kabupaten Garut, Jujun Junaedi, membenarkan apa yang diungkapkan Gubernur Emil dan dia menyebut Syawal sebagai momen pas memperbaiki kualitas diri.

Apalagi, umat telah diuji pengendalian diri selama satu bulan penuh. "Jangan puasa ayakan cuma puasa makan minum, tapi diri tidak ada perubahan. Cuma ganti baju, pakai baju baru, sudah," katanya.

"Kita harus seperti kupu-kupu, yang asalnya tidak disukai saat menjadi ulat, namun setelah berubah menjadi kupu- kupu, jadi sesuatu yang disukai," lanjutnya.

Oleh karena itu, Jujun mengajak semua umat untuk produktif dalam kebaikan karena sebaik-baiknya manusia adalah dia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Dia pun meminta semua umat untuk menjaga perbedaan dengan menjunjung tinggi toleransi.

Dalam pertemuan tersebut, turut hadir gubernur Jawa Barat Periode 2008-2018, Ahmad Heryawan, berserta istri Netty Prasetyani Heryawan dan hadir pula penjabat gubernur Jawa Barat periode 2018 Mochamad Iriawan. 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement