REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Indonesia (PB PABSI) mengincar tiket olimpiade melalui keikutsertaan atlet di kejuaraan dunia angkat besi, di Pattaya, Thailand, 16-27 September mendatang. Kejuaraan itu disebut-sebut sebagai batu loncatan utama atlet jika ingin tampil di kompetisi tertinggi sekelas Olimpiade 2020 Tokyo.
"Itu bisa dibilang buat ambil tiket kualifikasi (olimpiade) hidup-mati. Harus bisa dapat," kata Kepala Pelatih Pelatnas Angkat Besi, Dirja Wihardja, saat ditemui di Jakarta, Rabu (12/6).
Dirja menegaskan, atlet harus melampaui target angkat beban seberat minimal 325 kg agar mendapat satu tiket olimpiade di kelas 67 kg. Angka tersebut, menurutnya, merupakan hal yang realistis mengingat beberapa atlet pernah mencapai catatan yang lebih tinggi. "Triatno saat pelatnas Asian Games sudah pernah (mengangkat) 340 kg. Nah kami kembalikan lagi (angka itu) di sisa waktu ini," ujarnya.
Selain itu, Dirja juga percaya pada Eko Yuli Irawan untuk merebut satu tiket di kejuaraan dunia tersebut. Ia optimistis Eko dapat meraih satu tempat di olimpiade dengan bekal latihan dan kompetisi nasional sebelum kejuaraan dunia.
Dirja tidak mengkhawatirkan kondisi atlet yang harus membela daerahnya masing-masing di Pra-PON. Ia beralasan, lokasi Pra-PON di Bandung tidak mengharuskan para atlet untuk pulang terlebih dahulu ke daerah masing-masing. "Ada Pra-PON bulan Agustus di Bandung. Mereka akan berangkat dari sini (Jakarta) dan kembali lagi," jelasnya.