REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berharap alokasi anggaran pemberian insentif untuk guru mengaji dapat terserap optimal. Insentif tersebut ditujukan untuk guru madrasah diniyah, guru taman pendidikan Alquran, serta lembaga penyelenggara pendidikan keagamaan lainnya.
"Diharapkan anggaran sebesar lebih dari Rp 330 miliar yang sudah disediakan pemerintah provinsi untuk sekitar 300 ribu guru dan lembaganya bisa terserap optimal," katanya di Semarang, Jumat.
Kendati demikian, Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng, mengakui jika anggaran itu belum dapat terserap secara optimal karena faktor pendataan. Gus Yasin pun meminta para pemangku pondok pesantren bisa memberikan masukan dan membantu dalam proses validasi data.
"Bagi yang belum memiliki izin operasional maupun kelengkapan administrasi lainnya, saya mendorong agar segera mendaftarkan ke Kantor Kementerian Agama setempat," ujarnya.
Gus Yasin menyebutkan guru yang telah terdata baru 171.131 orang. Untuk tahap awal, yakni insentif selama tiga bulan (Januari, Februari, Maret 2019), sudah dicairkan dengan total sebesar Rp 51,3 miliar.
Menurut Gus Yasin, pemberian insentif bagi guru sebagai bentuk komitmen Pemprov Jateng di bidang pendidikan keagamaan. Dengan jumlahnya yang tidak sedikit, menurut Gus Yasin, pendidik di daerahnya merupakan potensi besar untuk mencetak generasi bangsa yang berkualitas, sekaligus menjadi benteng kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman yang berpotensi memecah belah persatuan Indonesia.
"Dengan pemberian insentif ini, diharapkan para pendidik di TPQ, madin, pondok pesantren lebih berkualitas dan mampu mendidik generasi bangsa menjadi insan-insan yang membanggakan. Madin, TPQ, dan pesantren kembali kepada pengajaran Islam yang rahmatan lil'alamin. Ini sangat penting," katanya.